POROSMAJU.COM, MAKASSAR, Salah satu pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel, Nurdin Halid-Aziz Qahhar Mudzakkar (NH-Aziz) dalam beberapa spanduk yang tersebar menyebutkan program unggulan mereka yaitu “Pembangunan Lapangan Sepak Bola Bertaraf Internasional di Setiap Kecamatan”.
Salah satu program pasangan yang dikenal dengan salah satu tagline “Sama-samaki Bangun Kampung” banyak ditanggapi masyarakat. Program tersebut dinilai tidak realistis untuk dilaksanakan.
Akan tetapi, ada kekeliruan masyarakat dalam menafsirkan program tersebut. Kebanyakan persepsi menganggap bahwa hal tersebut tidak realistis karena untuk PSM Makassar saja sebagai Tim terbaik di Sulsel, masih memiliki stadion yang tidak berkelas internasional.
Disnilah persepsi tersebut keliru. Stadion dan lapangan sepak bola merupakan dua istiah yang berbeda. Di dalam stadion sepak bola tentu saja ada lapangan, akan tetapi tidak semua lapangan merupakan sebuah stadion.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata stadion berarti lapangan sepak bola yang dikelilingi kursi penonton. Jadi, lapangan sepak bola yang yang tidak disertai bangunan tribun untuk tempat penonton di sekeliling lapangan tidak dapat disebut sebagai stadion.
Sebut saja kandang Manchester United (MU), Old Trafford merupakan sebuah stadion tetapi MU memiliki lapangan tempat latihan yang disebut AON Trening Complex.
Yang paling dekat, di Sulsel, kita punya Stadion Andi Mattalatta, kemudian kita punya lapangan sepak bola karebosi dan lapangan Hasanuddin yang tidak bisa disebut sebagai stadion.
Dengan program “Pembangunan Lapangan Sepak Bola Bertarap Internasional di Setiap Kecamatan”. Itu artinya, yang dibangun adalah lapangan sepak bola, bukan stadion.
Sebut saja, saat ini hampi di semua kecamatan tentunya memiliki lapangan sepak bola baik milik pemerintah maupun tanah milik masyarakat. Dengan demikian, yang harus dilakukan pasangan NH-Aziz saat terpilih adalah adalah perbaikan, pembenahan dan penyempurnaan lapangan yang sudah ada.
Program seperti ini sudah dicanangkan oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga Indonesia melalui program “1000 Lapangan Sepak Bola untuk Desa” saat itu, kemempora menguncurkan dana sebesar Rp 150-200 juta perpaket satu lapangan sepak bola.
Jika program NH-Aziz adalah satu lapangan perkecamatan, berarti sesuai dengan jumlah kecamatan yang ada di sulsel, NH-Aziz harus membangun lapangan sebanyak 306 lapangan.
Dengan asumsi bahwa setiap kecamatan memiliki lapsangan sepak bola, hanya perlu penganggaran perbaikan untuk menjadi kelas internasional, sebut saja kita mengambil standar pembiayaan sebesar dana dari Kemempora, yiatu 200 juta.
JAdi, untuk membangun 306 lapangan sepak bola, dana yang dubutuhkan sekitar 6 Triliun lebih. Dana tersebut bisa saja masih kurang mengigat lapangan kelas internasional tentunya memiliki standar yang cukup tinggi. Akan tetapi, terlepas pada persoalan tersebut, program ini sangat positif demi kemajuan sepak bola Indonesia jika bisa terealisasikan.
Meluruskan Persepsi Publik Terkait Program Lapangan Bola Internasional Milik NH-Aziz
Admin2 min read