POROSMAJU-MAKASSAR, Kontestasi pemilihan kepala daerah bukan hanya persoalan kemampuan manuver politik akan tetapi juga pertunjukan adu cerdas pembuatan jargon dan slogan pasangan calon (paslon). Slogan atau biasa juga disebut jargon bukan sesuatu yang dapat diremehkan.
Pada tahun 2008, Barack Obama mengguncang pemilu Amerika Serikat dengan slogan “Change: We Can Believe in”. Saat itu, slogan Obama dengan font tipografi Gotham ternyata lebih mudah diterima masyarakat. Meski slogan bukan unsur utama untuk memenangkan suatu pilkada, akan tetapi pertarungan poltik pada dasarnya juga merupakan pertaruangan kata-kata.
Merujuk pada pasangan kontestan Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman (NA-ASS) di pilgub Sulsel, setidaknya ada tiga tagline utama pasangan tersebut. Ketiganya yaitu, “Prof. Andalan”, “Kerja Nyata, Jujur, dan Cerdas”, dan yang terakhir adalah “Sulsel Jaya”.
Prof. Andalan merupakan julukan untuk Prof. Nurdin Abdullah (Prof.) dan akronim Andi Sudirman Sulaiman (Andalan). Entah sebuah kebetulan atau hidayah, tetapi “Prof.Andalan” sepertinya menjadi sebuah rumusan yang apik, lugas, dan berkesan.
Prof.Andalan, selain sebagai slogan yang berasal dari referen “NA-ASS” juga dapat dimaknai sebagai sebuah karakter yang berwujud cerdas dan mampu untuk diandalkan dalam menyelesaikan suatu masalah. Prof., tentunya merupakan gelar akademik yang paripurna dalam ilmu bidang ilmu pengetahuan.
Hal ini kemudian tak jauh berbeda dengan slogan “Kerja Nyata, Jujur, dan Cerdas,” merupakan penafsiran atas karakter pasangan tersebut.
“Kerja Nyata” merupakan tafsiran terhadap keberhasilan membangun Bantaeng untuk menjadi salah satu kabupaten terkemuka di Indonesia. Selain mirip dengan jargon Jokowi-JK yang berbunyi, “Kerja, Kerja, dan Kerja”, hal ini dapat mewakili Andi Sudirman Sulaiman yang juga seorang pekerja keras di bidang usaha.
Sedangkan kata “Jujur” juga tafsiran akan kedua tokoh tersebut, sebuat saja bahwa NA pada tahun 2017 mendapatkan penghargaan sebagai salah satu tokoh anti korupsi melalui penghargaan Perkumpulan Bung Hatta Anti-Corruption Award (BHACA) yang diterima pada bulan desember lalu.
Sedangkan kata cerdas merupakan refleksi dari dari penejelasan awal tentang jargon “Profesor” yang bermakna cerdas.
Jargon terakhir adalah “Sulsel Jaya”, jargon ini lebih kepada sebuah pengharapan saat menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel. Pengharapan ini lebih kepada representasi keberhasilan Nurdin Abdullah memajukan Kabupaten Bantaeng.
Sebut saja, bahwa Nurdin Abdullah dianggap mampu memajukan dan meningkatkan kesejatraan warga Bantaeng memalui beberapa inovasi selama 10 menjabat sebagai bupati. Bahkan, Nurdin Abdullah bahkan menerima dua pernghargaan terbaru di tahun 2017 yaitu Inovation Government Award 2017 dan Leadership Award 2017.
Memaknai Slogan Milik “NA-ASS” di Pilgub Sulsel
Read Also
POROSMAJU.COM, Sebuah nama kembali muncul ke permukaan. Rocky Gerung,…
POROSMAJU.COM- Jika kita menelusuri jalan provinsi, 7 kilometer arah…