Example 728x250
Berkhas

Mencurigai Program Smart Library and Canteen Milik Pemkot Makassar

80
×

Mencurigai Program Smart Library and Canteen Milik Pemkot Makassar

Share this article
Example 468x60

Ilustrasi (matakita)

POROSMAJU.COM, MAKASSAR- Berbagai survei dan penelitian menunjukkan bahwa budaya literasi Indonesia, dalam hal ini minat baca, memang masih sangat rendah. Sebut saja survei dari Studi Most Littered Nation In the World pada tahun 2016 yang menyebutkan bahwa Indonesia berada di peringkat 60 dari 61 negara yang disurvei.
Hal yang paling menyedihkan bahwa rata-rata minat baca hanya 0.001. Ini dapat dibaca, hanya ada 1 dari 1.000 orang yang menyelesaikan satu buku dalam satu tahun.
Hal ini tentunya harus menjadi sebuah perhatian khusus, mengingat beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa kecerdasaran literasi juga memengaruhi kemajuan berpikir suatu bangsa.
Problematika ini sepertinya menjadi salah satu hal yang kemudian direspons oleh Pemerintah kota Makassar melalui pengajuan suatu program. Salah satu program untuk meningkatkan minat baca adalah Smart Library and Smart Canteen.
Program Smart Library dan Smart Canteen bahkan sudah masuk dalam perencanaan untuk aggaran 2018. Berdasarkan konsep yang ditawarkan oleh Dinas Pendidikan Kota Makassar, Smart Canteen dan Smart Library nantinya akan terintegrasi.
Jadi, Pemkot Makassar akan mendirikan sebuah bangunan berlantai tiga. Lantai satu dan dua merupakan sebuah perpustakaan, kemudian lantai tiga berupa kantin yang berkonsep kafe agar terasa lebih santai.
Untuk sementara, sekolah yang akan menerima konsep tersebut masih terbatas dan hanya akan ditempatkan pada tiga puluh titik sekolah di Makassar. Sebesar Rp29 miliar, besaran dana yang disediakan untuk pembangunan Smart Library dan Smart Canteen ini.
Program ini tentunya merupakan sebuah terobosan yang baru. Konsep yang ditawarkan merupakan ide kreatif dan tentu saja menarik. Akan tetapi, bukan berarti konsep atau gagasan yang menarik kemudian akan benar-benar memberikan efek yang menarik. Tentu ada hal yang patu dicurigai dalam suatu program.
Kejanggalan utama dalam pembangunan/rancangan program ini adalah memadukan dua hal yang sebenarnya secara umum bisa dipadukan, akan tetapi memungkinkan adanya pecah fokus.
Pogaram ini tentunya akan menyasar dua hal yaitu peningkatan minat baca dan tentu saja peningkatan kualitas jajanan untuk peserta didik. Akan tetapi, hal ini bisa menjadi jalan masuk untuk “pebisnis” untuk memasuki ranah pendidikan.
Dengan adanya kantin yang akan diberikan standar khusus, itu artinya orang-orang yang memungkinkan untuk terlibat dalam pengelolaan kantin adalah mereka yang memiliki badan usaha atau sudah propesional dalam bidang penyediaan makanan dan minuman.
Masalah bisa saja muncul, mulai dari penyewaan “lapak” di kantin hingga monopoli pengelolaan. Mereka yang memiliki modal yang minim akan sulit untuk bersaing kerena keterbatasan finansial.
Persoalan kedua, harus ada upaya penelitian dan kajian yang mendalam untuk memadukan kantin dan perpustakaan. Jangan sampai, perpustkaan kemudian hanya menjadi pelengkap dan upaya peningkatan minat tersendat tetapi usaha makanan dan minuman memonopoli kanti sekolah.
Semoga hal ini menjadi sebuah kecurigaan semata dan tidak menjadi kenyataan, tentu saja harapannya adalah program ini menjadi sebuah usaha yang efektitf.
Hanya saja, konsep penyediaan infrakstruktur harus lebih menekanka kepada penyediaan fasilitas baca. Membangun gedung mewah tanpa koleksi buku yang baik sama dengan membangun manusia yang sehat dan kuat tetapi alpa untuk berpikir.
Selanjutnya, selain ketersediaan koleksi buku yang baik, kualitas pendidik harus mampu mendukung siswa untuk meningkatkan minat literasi.
Semoga konsep perpustakaan dan kantin bisa menjadi sebuah integrasi yang membuat siswa menjadi sehat dan cerdas, serta dibarengi dengan pengelolaan yang bukan bertujuan untuk meningkatkan budaya konsumtif, tetapi sebagai cita-cita pemerintah kota Makassar.
 
Example 300250
Example 120x600

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *