SINJAI, POROSMAJU.COM– Organisasi Rumah Rakyat (RRS) Sinjai menggelar aksi demonstrasi menuntut adanya dugaan pungli yang dilakukan oleh pengelolah Taman Hutan Raya (TAHURA) di Sinjai Borong, aksi tersebut dilakukan di tiga titik, yakni: Kator Lingkungan Hidup Sinjai, Kantor Dinas Parawisata dan Kebudayaan Sinjai, Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sinjai, Sulawesi Selatan. Senin, (8/4/2019).
Dalam aksi tersebut, para pembawa aspirasi menyuarakan kuat dugaan adanya Pungutan Liar (Pungli) yang dilakukan oleh petugas retrebusi Taman Hutan Raya (Tahura) Sinjai Borong.
Irwan, selaku Koordinator Lapangan (Korlap) mengatakan bahwa kami turun aksi karena adanya dugaan Pungli yang dilakukan oleh pihak pengelolah Tahura Sinjai Borong.
Dalam orasinya, ia meminta kepada Kadis Parawisata dan Kebudayaan agar pengelolaan retrebusi Tahura bebas dari Pungli, dan wisata milik rakyat tidak dijadikan milik pribadi.
“Kami akan tetap mengawal kasus ini sampai selesai, dan kami tidak akan berhenti sampai kasus pungli dituntaskan,” tegasnya.
Senada yang disampaikan oleh Solihin, ia mengatakan bahwa kejadian ini merusak dan mencoreng nama baik kabupaten Sinjai yang berjuluk “Bumi panritta Kitta”.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sinjai, Drs Yuhadi Samad, mengucapkan terima kasih kepada rekan demonstrasi atas aspirasi yang disampaikannya.
Menurut Yuhadi, aspirasi yang disampaikan oleh rekanan demonstrasi ini sangat baik karena dia membantu kami untuk mengkroscek kinerja petugas retrebusi yang sementara ditugaskan di Tahura Sinjai Borong.
“Saya sangat berterima kasih kepada ade-ade pembawa aspirasi ini karena mereka membantu kami mengkroscek ketimpangan yang ada dilokasi, ini adalah PR buat saya, dan saya tidak akan diam sampai disini, tentu saya selaku Kadis akan menindak lanjuti ketika ada bukti bahwa pengelolaan Tahura di Borong ada pungutan Liar,” tegaanya.
Diketahui peserta aksi berjumlah sekitar 40 orang dari organisasi Rumah rakyat Sinjai (RRS) dan Pemuda Tani Merdeka.
JUMARDI.
