Example 728x250
Berita

Bangun Budaya Advokasi, IMM Faperta Dorong Mahasiswa Jadi Agen Perubahan

38
×

Bangun Budaya Advokasi, IMM Faperta Dorong Mahasiswa Jadi Agen Perubahan

Share this article
Example 468x60

Porosmaju.com, Makassar – Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar membuka Sekolah Advokasi sebagai respon atas beragam persoalan kampus dan isu-isu agraria yang kian kompleks. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, Senin–Selasa (7–8 Juli 2025), di Lantai 6 Gedung Fakultas Pertanian Unismuh Makassar, mengusung tema Nalar Kritis, Aksi Progresif.

Ketua Komisariat IMM Faperta dalam sambutannya menyatakan bahwa kegiatan ini lahir dari keresahan kolektif kader terhadap kondisi internal kampus. Menurutnya, ketimpangan akses informasi akademik, lemahnya partisipasi mahasiswa dalam proses pengambilan keputusan, dan minimnya edukasi advokasi di tingkat fakultas menjadi latar belakang utama terselenggaranya sekolah ini.

Example 300x600

“Kampus seharusnya menjadi ruang aman untuk berpikir kritis, bukan sekadar tempat menyelesaikan kewajiban akademik. Mahasiswa perlu dibekali keterampilan advokasi agar mampu memperjuangkan hak-haknya dan terlibat aktif dalam membentuk kampus yang demokratis serta peduli pada isu masyarakat, khususnya sektor pertanian,” tegasnya.

Dekan Fakultas Pertanian, Dr. Ir. Andi Khaeriyah, M.Pd., IPU., yang hadir membuka kegiatan, menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif IMM. Menurutnya, persoalan pertanian dewasa ini tidak hanya menyangkut aspek produksi, tetapi juga menyentuh isu keadilan, pemberdayaan petani, hingga keberlanjutan lingkungan.

“Tantangan sektor pertanian saat ini bersifat struktural. Oleh karena itu, mahasiswa pertanian perlu mengembangkan kapasitas advokasi agar tak hanya menjadi lulusan teknis, melainkan agen perubahan yang kritis dan berani bersuara,” ujarnya.

Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Ir. Muh. Ikbal, S.Pi., M.Si., IPM., turut memberikan dukungan. Ia menekankan pentingnya literasi advokasi sebagai modal dasar bagi mahasiswa agar dapat berperan sebagai pemecah masalah, bukan sekadar pengkritik.

“Kegiatan seperti ini patut didorong. Fakultas akan terus membuka ruang kritis, asalkan tetap dalam koridor etika akademik dan nilai-nilai Muhammadiyah,” kata Ikbal.

Sekolah Advokasi ini tidak hanya memuat pembelajaran teori dan praktik advokasi, tetapi juga menyajikan bahasan strategis seperti reforma agraria, peran mahasiswa dalam pembangunan desa, dan pentingnya advokasi berbasis data untuk menghadapi ketimpangan sosial-ekonomi di sektor pertanian.

IMM Faperta berharap, melalui sekolah ini, akan lahir kader-kader advokat muda yang tidak hanya tajam dalam berpikir, tetapi juga progresif dalam bertindak—sejalan dengan nilai dasar IMM sebagai gerakan keilmuan, keislaman, dan kemanusiaan.

Example 300250
Example 120x600

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *