POROSMAJU.COM, MAKASSAR — Ketika pertama kali Prof. Dr. dr. Suryani As’ad, M.Sc., Sp.GK (K) dilantik sebagai Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Makassar pada tahun 2021, ia mewarisi visi besar: “Menjadi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan terkemuka pada tahun 2025 yang menghasilkan lulusan Islami, terpercaya, dan unggul dalam bidang kegawatdaruratan.” Visi itu bukan sekadar slogan, melainkan peta jalan yang menuntut kerja nyata, konsistensi, dan kepemimpinan yang tangguh.
Kini, empat tahun lebih berselang, saat Suryani kembali dipercaya sebagai dekan periode kedua, FKIK Unismuh berada di ambang pencapaian historis. Visitasi lapangan untuk pembukaan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Emergency telah berlangsung. Jika izin operasional resmi diterbitkan, maka Prof Suryani secara substantif telah mewujudkan visi 2025—lebih cepat dari tenggat waktu yang ditetapkan.
“Mari kita berdoa, semoga hasil evaluasi lapangan Pendidikan Profesi Dokter Spesialis Emergency sesuai harapan kita semua, agar tahun ini kita bisa menegaskan bahwa visi FKIK Unismuh 2025, Alhamdulillah bisa tercapai,” ujar Suryani saat dihubungi di sela evaluasi lapangan PPDS Emergency, Selasa, 16 September 2025, di Kampus Unismuh Makassar.
Sejak awal masa jabatannya, Prof Suryani memimpin FKIK dengan pendekatan sistemik. Ia tidak hanya mengelola fakultas, tetapi membangun ekosistem akademik yang kokoh. Di bawah arahannya, FKIK meraih Akreditasi A untuk Program Studi S1 Kedokteran dan Profesi Dokter, serta akreditasi internasional ASIIN.
Ia juga memastikan FKIK memperoleh ISO 21001:2018 untuk sistem manajemen pendidikan dan FERCAP untuk Komite Etik, menandakan bahwa FKIK telah memenuhi standar global dalam tata kelola riset dan pendidikan.
Kegawatdaruratan sebagai Pilar Identitas
Visi FKIK menempatkan kegawatdaruratan sebagai keunggulan utama. Prof Suryani menjadikan hal ini bukan hanya sebagai orientasi kurikulum, tetapi juga sebagai identitas kelembagaan. Ia memimpin langsung penyusunan proposal PPDS Emergency, mengawal revisi dokumen, mempersiapkan sarana prasarana, dan membangun jejaring kolaborasi.
Program ini juga dirancang untuk menjawab kebutuhan kawasan timur Indonesia, yang kerap menghadapi keterbatasan akses layanan darurat dan risiko bencana. Dengan kolaborasi bersama Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), FKIK telah menunjukkan keterlibatan aktif dalam penanganan bencana, menjadikan PPDS Emergency sebagai program yang relevan secara sosial dan ideologis.
Pengembangan Prodi
Di luar PPDS Emergency, FKIK Unismuh juga berhasil membuka S1 dan Profesi Bidan, serta dalam proses pengajuan S1 dan Profesi Keperawatan, dan penyusunan proposal Profesi Apoteker. Saat ini, FKIK juga tengah menjalani evaluasi lapangan untuk S1 dan Profesi Dokter Gigi, memperluas cakupan pendidikan kesehatan di Unismuh secara signifikan.
Semua ekspansi ini dijalankan dengan prinsip mutu, kolaborasi lintas unit, dan pemenuhan standar akreditasi nasional. Prof Suryani memastikan bahwa setiap program baru tidak hanya memenuhi syarat administratif, tetapi juga memiliki relevansi akademik dan sosial.
Kepemimpinan yang Menginspirasi
Rektor Unismuh Makassar, Dr. Abd Rakhim Nanda, dalam berbagai kesempatan menyebut Prof Suryani sebagai figur sentral dalam transformasi institusi. “Beliau bukan sekadar berhasil memimpin FKIK. Prof Suryani adalah guru kami dalam pengembangan Unismuh Makassar,” ujarnya.
Jika izin PPDS Emergency resmi diterbitkan, maka FKIK Unismuh akan menjadi salah satu pusat pendidikan spesialis kegawatdaruratan pertama di kawasan timur Indonesia. Dan Prof Suryani akan dikenang sebagai pemimpin yang berhasil mewujudkan visi 2025 melalui kerja nyata, bukan sekadar retorika.
Namun Suryani tak jumawa, ia tetap menyebut bahwa semua capaian itu tak lepas dari hasil kerja keras dan kolaborasi dosen, tendik dan mahasiswa FKIK, termasuk pimpinan universitas. “Tentu atas kerja sama semua stakeholder dan atas izin Allah swt. Mari kencangkan doa dalam salat malam,” tutupnya.