POROSMAJU.COM, JAKARTA- Fenomena melejitnya harga beras di pasaran hingga berujung impor seolah bertentangan dengan Pernyataan Kementerian Pertanian (Kementan) terkait kecukupan beras.
Dikutip dari laman Liputan6.com, Jumat, 12 Januari 2018. Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih mengatakan, tingginya harga beras perlu dipertanyakan karena di waktu yang bersamaan, Kementerian Pertanian Indonesia mengklaim pasokan beras mencukupi.
“Jadi kalau kita merujuk dari data Kementan produksi beras kita surplus. Tapi pertanyannya mengapa harga beras ini justru naik, dan mengapa Bulog stoknya tidak cukup. Dia kan sudah amanat harus punya stok 10 persen dari kebutuhan pangan nasional kita, artinya dia punya 3-4 juta ton tapi nggak sampai 2 juta ton,”
Henry juga berpendapat bahwa kekeliruan menyangkut data ini patut diuji. Ia juga mengharapkan adanya evaluasi dari Presiden Joko Widodo terhadap kinerja Kementrian Pertanian. Dikatakan bahwa pemerintah melalui Perum Bulog tak mampu mengontrol pasokan pangan terutama beras.