POROSMAJU.COM, MAKASSAR- Populi Center mengadakan survei 80 desa/kelurahan di Provinsi Sulawesi Selatan dalam periode waktu 15 Januari hingga 22 Januari 2018. Hasil survei dirilis pada hari ini, Kamis, 1 Februari 2018.
Dari sisi popularitas 8 tokoh, Ichsan Yasin Limpo berada di posisi terpopular pertama dengan persentase 75,9 persen, Agus Arifin Nu’mang di posisi kedua (72 persen), Nurdin Halid di posisi ketiga (68,9 persen), Nurdin Abdullah di posisi keempat (67,1 persen), dan Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar di posisi kelima (61,8 persen).
Dari segi akseptabilitas, nama Nurdin Abdullah menjadi tokoh yang paling banyak dipilih di hampir semua kategori, mulai dari yang paling bersih dan paling berani memberantas korupsi, paling tegas, paling disukai, dan paling mampu dan layak memimpin Sulawesi Selatan.
Sementara itu, Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar menempati posisi pertama untuk tokoh yang paling religius.
Dari sisi elektabilitas berpasangan, pasangan Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman menduduki peringkat pertama sebagai pasangan yang akan dipilih untuk menjadi Gubernur/Wakil Gubernur Sulawesi Selatan periode 2018-2023 dengan persentase 32 persen.
Persentase ini cukup jauh jaraknya dengan pasangan Ichsan Yasin Limpo-Andi Mudzakkar yang memperoleh perolehan suara 20,3 persen di posisi kedua. Sementara itu, di peringkat ketiga ialah pasangan Nurdin Halid-Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar yang mendapatkan dukungan keterpilihan sebesar 17 persen.
Ada pun pasangan Agus Arifin Nu’mang-Tanribali Lamo berada pada urutan keempat dengan persentase 10,9 persen.
Temuan menarik dari survei bulan Januari 2018 ini bahwa kemunculan Agus Nu’Mang dan Tanribali Lamo membuat elektabilitas Nurdin Halid – Qahhar Mudzakkar dan Ichsan Yasin Limpo – Andi Mudzakkar turun. Sementara elektabilitas Nurdin Abdullah – Andi Sudirman Sulaiman masih solid.
Ada pun untuk tingkat kemantapan pilihan masyarakat Sulawesi Selatan, 52,8 persen menyatakan sudah mantap dengan pilihannya. Sementara itu, persentase responden yang mengaku masih mungkin berubah dengan pilihannya tercatat 24,4 persen.
Hal ini berarti masih terbuka peluang bagi pasangan calon untuk meningkatkan elektabilitasnya dari kategori masyarakat yang mengatakan masih belum mantap dengan pilihannya tersebut.
Survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan 800 responden yang dipilih dengan metode acak bertingkat (multistage random sampling) dengan margin of error +/- 3,39% dan tingkat kepercayaan 95%.