POROSMAJU.COM, Program Keluarga Berencana atau popular dengan ‘KB’ identik dengan slogan ‘dua anak cukup’. Persepsi masyarakat perihal KB bisa dipastikan spontan merujuk pada slogan tersebut.
KB sebenarnya tidak kalah gencar menyosialisasikan alat kontrasepsi, penundaan usia menikah, dan genre. Masyarakat juga sebetulnya sudah paham, KB tidak hanya dua anak cukup.
Ada hal yang menarik di Makassar terkait “ber-KB”. Hal tersebut diungkap oleh riset Aridawijayanti dan Nurul Ilmi Idrus yang dipublikasikan dalam buku “Bukan Narkoba Bisa Berbahaya Produk Kimia, Apresiasi, dan Kehidupan Remaja (2017)” terbitan Pustaka Pelajar.
Penelitian dilakukan kepada mahasiswi-mahasiswi Makassar. Hasilnya, mereka mengaku telah ber-KB meski belum menikah. Apa maksudnya?
Ternyata, mereka telah mengonsumsi kondom dan pil KB untuk mencegah kehamilan atas hubungan seksualnya. Seorang objek penelitian, selanjutnya disebut narasumber, bahkan mengaku telah mengonsumsi pil kb secara rutin dan teratur sesuai petunjuk penggunaan yang tertera di kemasan pil.
“Kalau alat kontrasepsi ditanya untuk apa, sebagai orang yang belum menikah, karena saya juga butuh alat pengaman… jadi diminum sesuai dengan alurnya yang ada, biar ngga hamil. Itu aja sih,” beber narasumber seperti yang ditulis Aridawijayanti dan Nurul Ilmi Idrus.
Ini dilakukan atas perintah Sang pacar yang merasa tidak nyaman lagi menggunakan kondom saat melakukan sanggama. Sang pacar ingin sensasi hubungan seks yang sempurna. Ia sudah enggan “keluar di luar” atau diistilahkan ‘KB alami’, ‘senggama terputus’.
Berdasarkan pengakuan narasumber, ini, sebagaimana ditulis oleh periset, selain pil KB, ia juga mencampurkan minuman bersoda merk Sp**te dan obat Bod**x untuk maksimalisasi efek pil: mencegah kehamilan. Dengan begini, mereka puas bersetubuh tanpa khawatir hamil di luar nikah.
Narasumber lainnya mengaku, mengonsumsi pil KB berdasarkan saran kekasihnya yang seorang dokter. Ia dan kekasihnya telah hidup serumah, tanpa nikah, sudah sering bersetubuh, dan ber-KB.
Pil KB yang digunakan tidak hanya pil Andalan, tapi juga pil Microgynon. Penggunaan pil ini dibantu dengan konsumsi minuman Sp**te dan Kir**ti yang dicampur, dikonsumsi bersamaan. Untuk mencegah kehamilan!
Selain ber-KB dengan kondom yang “metode usang” dan pil, ada juga yang menggunakan suntik KB. Tidak hanya untuk mencegah kehamilan, penggunaan suntik KB untuk kecantikan.
Hal ini diakui narasumber lainnya. Suntik KB bulanan Cycloferm digunakan untuk memeroleh berat badan ideal dan menghilangkan jerawat. Suntik ini ia dapatkan dari kawannya yang bekerja di puskemas.
“Kalau saya pake suntik KB Cyclofem satu bulan untuk kasih naik berat badan karena kurus sekali-ka… yang kasih ka teman-temanku yang kerja di puskesmas,” ujar narasumber yang tertulis di buku.
Hasil riset ini mengejutkan meski untuk hubungan seksual tanpa nikah sudah menjadi rahasia umum bagi kita. Tetap harus disadari, konsumsi produk KB tanpa pengawasan sesungguhnya fatal. Bukan narkoba, bisa berbahaya!
Di Makassar, yang Ber-KB tapi Belum Berkeluarga
