BULUKUMBA, POROSMAJU.COM– Sudah dua bulan terakhir, penambang ilegal galian C di Mattoangin Desa Anrang, Kecamatan Rilau Ale sudah sangat meresahkan warga.
Pasalnya, menurut salah satu warga di sekitar lokasi tambang, Erwin mengaku sangat resah dengan adanya tambang tersebut.
Bagaimana tidak, tiap hari harus menghirup udara tak segar, akibat debu mobil yang lalu lalang.ungkap Erwin, Kamis, (18/10/2018).
Erwin menambahkan, selain itu, lokasi sungai yang ditambang semakin melebar karena galian, jika tambang galian tidak dihentikan maka bisa menimbulkan tanah longsor dan banjir yang sangat parah ketika sudah mulai musim hujan.
Erwin mengatakan, akibat ula penambang sudah ada 4 orang warga kesurupan yang diyakini warga setempat bahwa penghuni sungai itu marah Karena tempatnya di ganggu dengan galian tambang.
Warga sangat menyayangkan kepda pemerintah setempat dan pihak Kepolisian karena tidak ada teguran tegas kepada penambang untuk diberhentikan beraktivitas,”padahal “sudah lama beroperasi.
“Seharusnya pihak pemerintah dan pihak kepolisian mengambil tindakan tegas terkait fenomena yang dilakukan oleh penambang tersebut, melihat dari situasi dan kondisi lokasi penambangan tidak layak dibiarkan beroperasi karena banyaknya masyarakat yang dirugikan dari dampak tersebut,” harapnya.
Sementara itu, sekertaris Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Bulukumba A.Ridwan mengatakan telah beberapa kali melakukan peneguran, termasuk pembuatan surat perjanjian yang ditandatangani penambang untuk tidak lagi melakukan penambangan ilegal.
”Sempat berhenti, karena sudah ditegur dan dibuatkan surat perjanjian, tapi sekarang menambang lagi,” ungkapnya.
Lanjut Mantan Kabid Pertambangan ini menyarankan masyarakat untuk melakukan pelaporan kepada pihak yang berwajib, pasalnya DLHK tidak memiliki kewenangan untuk melakukan penindakan.
”Ini sudah wilayah polisi, karena mereka sama halnya dengan mencuri, makanya kita sarankan untuk melapor ke polisi,” tutupnya.
Laporan: Iman
Editor : Jumardi
