BULUKUMBA, POROSMAJU.com— Bertahun tahun tidak diperhatikan oleh pemerintah Kabupaten Bulukumba, sejumlah Nelayan keluhkan pendangkalan sungai Teko Kampung Nipa Ujung, Kelurahan Bentenge, Kecamatan Ujung Bulu, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Ketua Kelompok Nelayan kampung Nipa Ujung saat ditemui awak media, Hamka menjelaskan, dimana nelayan susah melaut akibat sungai Teko tempat bersandar kapal sudah dangkal saat air surut. Yang dimana sungai tersebut satu satunya akses jalur masuk di pelabuhan.
“Terkadang Ketinggian air kurang dari setengah meter, sehingga perahu tidak bisa bergerak masuk dan keluar,” pungkasnya.
Lanjut Hamka, dangkalnya sungai Teko sangat di keluhkan para nelayan. Sebab mengganggu aktivitas yang membuatnya harus mengalami kerugian dan tidak berpenghasilan.
“Jika Hal demikian terus di biarkan dan tak ada perhatian pemerintah untuk melakukan penggerukan sungai, 2 tahun yang akan datang, dia dan ratusan Nelayan lainnya akan kehilangan pekerjaan,” tuturnya Minggu (28/7/2019).
Dia menambahkan, akibat sungai Teko dangkal, terkadang membuatnya dan nelayan lainnya tidak melaut, jikapun keluar harus cepat pulang karena mengejar air surut, sebab kapalnya tidak bisa masuk di pelabuhan sandar untuk membongkar ikan.
” Kami disini terbebani sekali dengan dangkalnya sungai Teko, terkadang kami tidak melaut jika air pasang tidak naik, kalaupun kita melaut kita harus cepat pulang walau masih ingin menangkap ikan, karna kita kejar air surut,” ungkap dengan nada sedih.
Lanjutnya, kata dia, kalau dirinya sudah pulang, terus air surut, ia mengaku harus sandarkan kapalnya berjam jam didepan muara sungai menunggu air pasang naik, ikan tangkapanyapun biasa rusak dan pembeli malas membeli. Sebab bila kapal dipaksakan masuk, kapal bisa rusak, baling nyangkut di bebatuan.
Sementara itu, H. Muh. Rustan salah satu Tokoh masyarakat, mengatakan, jika hari ini pemerintah tidak perhatikan kesejahteraan dan lapangan pekerjaan Nelayan.
Sebab, sudah beberapa tahun disampaikan keluhan nelayan terkait dangkalnya sungai Teko yang mengganggu aktivitas nelayan dan menganjam kelangsungan hidup dan keluarganya, tapi pemimpin hanya taunya janji janji palsu, tanpa ada bukti.
Bahkan, kata dia, pemerintah hari ini, tiap tahun datang berjanji didepan puluhan nelayan, apalagi kalau musim pemilihan rajin sekali datang berjanji.
Disayangkannya juga, pemerintah kelurahan Bentenge Kecamatan Ujung Bulu yang tidak pernah melakukan musrembang soal keluhan nelayan, apalagi mau mendampingi warganya menyampaikan ke atasannya.
Darinya itu, Rustam berharap kepada pemerintah Kabupaten Bulukumba, agar pemerintah Bulukumba memperhatikan nelayan, kalau nelayan masih di anggap warga Bulukumba dan buktikan janji janji yang pernah di ucapkan.
Sementara, Wakil Bupati Bulukumba,Tomy Satria, saat di konfirmasi melalui WhatsApp menjelaskan, soal keluhan nelayan dangkalnya sungai teko itu pengaruh kondisi kemarau yang sudah mulai di Bulukumba.
Sehinga menyebabkan hal itu terjadi “Kondisi ini tentu harus disikapi oleh nelayan dengan melakukan adaptasi pada kondisi cuaca kemarau,” ungkapnya
“Kalau muara itu sebenarnya merupakan siklus alam air pasang. Jika dikeruk sekarang, besok juga akan mengalami pendangkalan akibat pasang surut laut,” tambahnya.
Namun, Tomy mengaku akan meminta dinas perikanan untuk menjajaki sungai tersebut, apakah secara teknis dapat dilakukan pengerukan atau bagaimana.
Penulis: Dirman
Editor : Jumardi.