POROSMAJU.COM, NREKANG – Universitas Muhammadiyah Menggelar kegiatan Pengabdian Masyarakat, (PKM) Tahun 2022 oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Kemdikbud Ristek. Sabtu 29 Juli 2022.
Kegiatan PKM ini digelar di Desa Curio, Kecamatan Curio, Kabupaten Enrekang.
Tim Pengabdian Universitas Muhammadiyah Enrekang Suharman, SP MP, Nurhapisah STP MP dan Rista Astari Risdin SST MM.
Program Kemitraan Masyarakat Skema Pengabdian tahun pelaksanaan 2022 oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Kemediksbud Ristek ini melakukan pelatihan pengembangan inovasi kewirausahaan dan pemberdayaan petani milenial dengan kelompok Tani Tunas Muda Kreatif yang ada di Desa Curio.
Rista Astari selaku pemateri pertama dengan tentang kewiraushaan mengatakan bahwa Kegiatan ini dihadiri oleh peserta pelatihan dengan sangat antusias sehingga diharapkan dari kegiatan ini akan memberikan keterampilan dan kemandirian oleh petani milenial yang ada dikabupten Enrekang.
“Memotivasi petani untuk membuka pola pikir mereka agar ada dapat memiliki usaha yang perlu dikembangkan, Mendorong keberdayaan petani dengan cara mengoptimalkan fungsi kelompok tani sebagai wadah bagi petani agar terwujud peningkatan usaha tani” ungkapnya.
Sementara itu, Suharman SP selaku ketua TIM pengabdian dan Ketua Program Studi Agroteknologi Universitas Muhammadiyah Enrekang menyampaikan bahwa salah satu prospek pemberdayaan masyarakat berdaya di pedesaanadalah melalui Usaha Kecil Menengah (UKM).
“UKM yang bergerak langsung terhadap hajat masyarakat khususnya di pedesaan yaitu pada sektor pertanian” ungkapnya.
Suharman menuturkan bahwa selain pelatihan kewirausahaan disampaikan juga Materi tentang cara Perbanyakan Trichoderma dan Cara Pembuatan pupuk organik ramah lingkungan yang disebut Trichokompos .
“Trichokompos ini adalah bahan limbah pertanian berupa jerami, limbah kulit dan tanama jagung yang bahannnya mudah didapatkan disekitar kita , selama ini petani membakar sisa sisa tanaman jagungnya maka perlu upaya pemanfaatn limbah tersebut” tambahnya.
Ia berharap dengan adanya pelatihan ini masyarakat enrekang khususnya Petani milenial akan sadar akan ketergantungan penggunaan pupuk kimia yang sangat berdampak terhadap kondisi Kesehatan, lingkungan dan Tanah atau lahan pertanian serta pupuk Trichokompos yang dihasilkan oleh mitra menjadi alternatif dalam menanggulangi penyakit busuk akar pada tanaman lada yang menjadi keresahan petani lada dikabupen Enrekang saat ini.
“Diharapkan juga mitra dalam pelatihan ini akan mendapatkan penghasilan lebih bagus dan memiliki usaha tani berkelanjutan dan terwujudnya pula sistem pertanian berkelanjutan” tukasnya.
(Rls)