POROSMAJU.COM, MAKASSAR – Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Ke-16 Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) yang digelar di Makassar pada 10-14 Juli 2023, telah memberikan dampak positif yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi di Makassar, dan Kawasan Timur Indonesia pada umumnya.
Dari ribuan peserta yang menghadiri acara ini dianggap menjadi pemicu utama bagi sektor-sektor yang terkena dampak, terutama sektor pariwisata.
Menurut pengamat ekonomi dan akademisi Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Abdul Muttalib, SE, MM, Rakernas Apeksi 2023 di Makassar telah memberikan manfaat besar bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Sulsel dan Kawasan Indonesia Timur pada umumnya.
Dalam wawancara dengan TVRI Sulawesi Selatan via zoom, Abdul Muttalib menjelaskan bahwa acara ini memberikan dorongan yang positif bagi sektor pariwisata dan berdampak luas pada pertumbuhan ekonomi daerah.
Kehadiran ribuan peserta Rakernas Apeksi ini berpotensi meningkatkan kunjungan wisata ke berbagai tempat di sekitar Makassar. Hal ini membawa dampak positif pada sektor akomodasi, makanan, transportasi, dan berbagai layanan lainnya.
Para pelaku industri perhotelan, restoran, dan sektor pariwisata lainnya di daerah ini diperkirakan akan mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan.
Selain itu, pelaksanaan Rakernas Apeksi ini juga menjadi momentum penting membangun kolaborasi bisnis antar daerah di Indonesia.
Menurut Abdul Muttalib, kegiatan ini menjadi platform bagi para pengusaha dan pelaku bisnis untuk menjalin hubungan, menjajaki kesempatan kerjasama, dan memperluas jangkauan penjualan produk atau jasa mereka.
Abdul Muttalib juga menyoroti manfaat jangka panjang dari Rakernas ini bagi ekonomi daerah, terutama Makassar sebagai tuan rumah yang baik. Suksesnya Makassar sebagai tuan rumah acara ini dapat meningkatkan citra dan daya tarik investasi daerah, serta membantu pertumbuhan ekonomi jangka panjang melalui pengembangan sektor pariwisata, perhotelan, dan sektor terkait lainnya.
Namun, dalam keberhasilan tersebut, terdapat tantangan yang dihadapi oleh pelaku UMKM. Tantangan yang disebutkan Abdul Muttalib adalah keterbatasan akses informasi mengenai pelaksanaan kegiatan Rakernas Apeksi ini.
Selain itu, sumber daya finansial yang terbatas menjadi kendala bagi pelaku UMKM dalam berpartisipasi dalam kegiatan besar ini.
Tantangan lainnya adalah keterbatasan jaringan dan koneksi dengan pemerintah daerah serta pejabat negara, yang dapat mempengaruhi terjadinya kolaborasi bisnis antar daerah. Selain itu, para pelaku UMKM juga menghadapi keterbatasan dalam hal kapasitas operasional, manajemen, dan sumber daya manusia.
Dalam menjawab tantangan tersebut, Abdul Muttalib menekankan pentingnya pengembangan kapasitas UMKM untuk memanfaatkan peluang yang ditawarkan dalam acara seperti Rakernas Apeksi ini. Dengan demikian, UMKM dapat memenuhi permintaan yang lebih besar dan menjaga kualitas produk dan layanan mereka.
Dengan berbagai dampak positif yang dihasilkan oleh Rakernas Apeksi di Makassar, baik bagi pertumbuhan ekonomi daerah maupun sektor pariwisata, acara ini telah menjadi sorotan utama dan memberikan harapan baru bagi Kawasan Timur Indonesia. Diharapkan kerjasama dan pertemuan semacam ini akan terus dilakukan guna memperkuat ekonomi daerah dan meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global.
