POROSMAJU.COM, MAKASSAR – Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Prof Suryani As’ad menyebut pelayanan di kampus memprioritaskan kenyamanan belajar. Namun, hal itu perlu mendapatkan dukungan dari mahasiswa selaku pihak yang dilayani.
Suryani menyampaikan itu saat sambutan pada acara penerimaan mahasiswa baru (maba) FKIK yang dikemas dengan Learning Skill and Information Technolgy (LS-IT) di Gedung Balai Sidang Muktamar, Unismuh Makassar, Rabu, 11 September 2024.
“Pada prinsipnya, pengelolaan di FKIK selalu menganut pada kualitas, mulai dari input, proses dan output. Hal ini diupayakan agar suasana akademik tercipta secara kondusif, bagaimana caranya? tentu disupport oleh kami dari pengelola, mulai dari tingkat Fakultas, Prodi dan kontribusi besar juga ada pada anak-anakku semua,” papar Suryani di hadapan 608 mahasiswa FKIK.
Dia sendiri mengaku telah memiliki pengalaman yang mendalam dalam mengelola FKIK. Setelah melakukan pengamatan mendalam, Suryani berkesimpulan untuk menghadirkan suasana belajar yang menyenangkan.
“Jadi kita akan mengerjakan semua yang telah dituliskan, mulai dari proses penerimaan, pembelajaran sampai proses assesment. Tentu anak-anakku semua, dalam pembelajaran, kita mesti melakukannya dengan senang hati, enjoyfull learning,” ucap dia.
“Lakonilah pembelajaran di tempat ini dengan riang dan gembira agar selesai dengan tepat waktu dengan kualitas yang sangat bagus,” imbuh Suryani.
Meski begitu, dia tak menutup akses bagi mahasiswa baru yang ingin mengetahui banyak hal di FKIK. Termasuk, jika mahasiswa ingin mengajukan saran kepada pimpinan fakultas.
“Kami dengan senang hati, jika ada mahasiswa yang mencari informasi atau yang ingin diketahui, termasuk jika ada hal yang ingin disampaikan,” tutup dia.
*Pesan Wakil Rektor II*
Sementara itu, Wakil Rektor II Unismuh Makassar, Prof Andi Syukri Syamsuri, mengapresiasi ratusan maba yang telah memilih FKIK sebagai tempat belajar. Karena itu, ia menyarankan beberapa tips agar mereka sukses dalam menjalani pendidikan.
Ia juga menjelaskan bahwa maba yang belum lama ini beranjak dari bangku sekolah perlu memahami status. Menurutnya, ada perbedaan signifikan antara siswa dan mahasiswa.
“Transformasi dari siswa menjadi mahasiswa itu memiliki tiga ciri, yang pertama, ketika anda masih duduk di bangku sekolah, kebanyakan mata pelajaran itu didapatkan dari guru di kelas, kalau mahasiswa, sekitar 40 persen materi itu didapatkan dari dosen, selebihnya anda sendiri yang mencari, tak sama lagi dengan status siswa. Anda lah yang harus berinisiatif, makanya kebanyakan orang menyebut mahasiswa itu inisiator, karena memang harus lebih banyak menginisiasi daripada diperintah,” jelas Andis, sapaan akrabnya.
Selanjutnya, Andis memberitahukan kepada maba bahwa mereka bisa merespons dosen saat sedang kuliah nanti. Catatannya, kata dia, setiap komentar yang disampaikan mahasiswa harus berdasarkan dengan referensi yang tepat dan jelas.
Lebih penting lagi, kata dia, reaksi atau komentar yang mahasiswa sampaikan harus memenuhi standar etika yang ada di kampus.
Perbedaan lainnya, kata Andis, siswa di sekolah hanya memikirkan cara naik kelas dan lulus sekolah. Sementara, mahasiswa akan dilatih untuk mulai memikirkan masa depan.
“Mahasiswa itu, tingkat pemikiran untuk meraih masa depan lebih tinggi dan terbuka ketimbang saat masih siswa. Siswa itu kan hanya memikirkan bagaimana naik kelas dan lulus sekolah. Sekarang, mahasiswa sudah memikirkan masa depan, termasuk karir,” tutur dia.
“Karena itu, anda semua sudah harus mulai mentransformasi diri dimulai sejak anda menyandang status mahasiswa di FKIK,” imbuh Andis.
Terakhir, dia menyebut maba FKIK tahun 2024 adalah generasi z. Artinya, akses dan melek terhadap teknologi adalah hal lumrah. Meski demikian, ia menitip pesan agar para maba berhati-hati atas dampak negatif kehadiran teknologi.
“Bagi generasi z, digital itu bukan barang aneh, sudah harus paham. Maka dari itu, saya minta, belajarlah mengenali tempat, dimana anda kuliah dan di mana anda tinggal,” tandas dia.