Porosmaju.com, Makassar — Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran Digital Futuristik (LP3DF) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar kembali mencatatkan prestasi membanggakan. Lembaga yang dipimpin Dr. Khaeruddin ini berhasil memenangkan dua hibah strategis dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) Republik Indonesia tahun 2025
Dua hibah tersebut masing-masing berasal dari program Penguatan Unit Layanan Disabilitas (ULD) serta Pengembangan Model Pembelajaran Mata Kuliah Wajib Kurikulum (MKWK) Berbasis Proyek. Keduanya merupakan skema kompetitif nasional yang disaring melalui seleksi ketat dan penilaian berbasis proposal dari perguruan tinggi seluruh Indonesia.
“Keberhasilan ini adalah bukti kerja kolektif dan inovatif tim LP3DF Unismuh dalam menghadirkan model pembelajaran yang inklusif dan adaptif di era transformasi digital,” ujar Dr. Khaeruddin, Ketua LP3DF, saat dihubungi Jumat 11 Juli 2025 di kampus Unismuh Makassar, jalan Sultan Alauddin.
Dukungan bagi Mahasiswa Berkebutuhan Khusus
Dalam daftar resmi Kemdiktisaintek yang diumumkan melalui surat Nomor 1782/B2/DT.00.03/2025 tertanggal 22 Juni 2025, Unismuh Makassar tercatat sebagai salah satu penerima hibah Penguatan ULD untuk kategori 1. Hibah ini ditujukan untuk memperkuat fasilitas dan sistem pendukung bagi mahasiswa penyandang disabilitas, baik dalam aspek layanan akademik, infrastruktur, hingga pelatihan sumber daya manusia.
Menurut Khaeruddin, Unismuh berkomitmen menjadikan kampusnya sebagai ruang belajar yang ramah dan setara bagi semua kalangan. “Program ULD akan mendorong peningkatan akses dan kualitas pembelajaran bagi mahasiswa difabel melalui pendekatan teknologi dan pendampingan terintegrasi,” jelasnya.
Dorong MKWK Berbasis Proyek
Tak hanya itu, LP3DF Unismuh juga memenangkan hibah Pengembangan Model Pembelajaran MKWK berdasarkan pengumuman Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemdiktisaintek Nomor 2172/B2/DT.00.00/2025 yang diterbitkan pada 10 Juli 2025.
Program ini bertujuan mengembangkan mata kuliah wajib seperti Pancasila, Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, dan Pendidikan Agama dengan pendekatan pembelajaran berbasis proyek (project-based learning). Unismuh menjadi salah satu dari hanya 40 perguruan tinggi di Indonesia yang terpilih untuk hibah ini.
“Model ini akan mendekatkan mahasiswa pada pemecahan masalah nyata di masyarakat sekaligus menguatkan kompetensi abad ke-21,” ujar Khaeruddin.
Transformasi Digital dan Inklusif
Prestasi LP3DF tahun ini dinilai strategis karena menyatukan dua pilar utama transformasi pendidikan tinggi: inklusi sosial dan inovasi digital. Dengan keberhasilan meraih dua hibah nasional sekaligus, Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar memperkuat posisinya sebagai salah satu pelopor pengembangan pendidikan tinggi berbasis keadilan akses dan integrasi teknologi.
Wakil Rektor I Bidang Akademik Unismuh, Prof. Dr. Andi Sukri Syamsuri, menyambut pencapaian ini sebagai momentum akselerasi transformasi akademik kampus.
“Ini bukan sekadar prestasi administratif, tetapi sebuah pengakuan terhadap visi akademik Unismuh yang berpihak pada inklusivitas dan keunggulan inovatif,” ujar Prof. Andis.
Ia menekankan pentingnya sinergi antara lembaga-lembaga strategis internal kampus untuk mengoptimalkan implementasi program hibah. Menurutnya, penguatan Unit Layanan Disabilitas merupakan bentuk nyata dari keberpihakan institusi terhadap kelompok rentan di dunia pendidikan, sedangkan hibah MKWK menjadi instrumen kunci untuk meredefinisi cara mahasiswa belajar dan berpikir kritis melalui proyek-proyek nyata yang kontekstual.
“Kami akan mengawal penuh pelaksanaan kedua program ini sebagai bagian dari peta jalan akademik Unismuh menuju kampus berstandar internasional yang inklusif. Ini juga menjadi langkah konkret kami dalam mewujudkan Catur Dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah secara lebih progresif,” tuturnya.
LP3DF, lanjutnya, akan mendapat dukungan penuh dari pimpinan universitas untuk mempersiapkan teknis pelaksanaan, mengikuti bimbingan dari Ditjen Dikti, hingga pelaporan berbasis luaran dan dampak.
Dengan keberhasilan ini, Unismuh diharapkan bukan hanya sebagai penerima hibah, tetapi juga sebagai model inspiratif transformasi kampus yang berkelanjutan dan berkeadilan, baik dalam skala regional maupun nasional.
