POROSMAJU, MAKASSAR- Saat ini, sedang heboh pemanggilan paksa Setya Novanto (Setnov), Ketua DPR RI oleh KPK karena sangkaan kasus korupsi e-KTP. Hal yang lebih heboh, ternyata, Setnov tidak berada di kediamannya. Keberadaannya, entah!
Tiba-tiba, mulai Kamis, 16 November 2017, ramai muncul di beranda Facebook orang-orang membagikan berita kematian Setya Novanto. Berita heboh itu datang dari media news.okezone.com.
Setelah sok-sok menyelisik, berikut ini, kami menghadirkan beberapa fakta tentang berita tersebut.
1. Setya Novanto yang dimaksudkan dalam berita “Setya Novanto Ditemukan Meninggal di Pantai Baron” pada okzone.com, bukanlah Setya Novanto Ketua DPR RI yang sedang dicari oleh KPK, melainkan Dwy Setya Novanto seorang anak berusia 12 tahun yang meninggal karena terseret ombak pada 25 Mei 2016 di pantai Baron Gunung Kidul.
Pada umumnya orang membuka berita tersebut penasaran karena judul yang “unik” tersebut. Sekali lagi, menariknya, berita tersebut sebenarnya bukanlah berita baru, tetapi sudah diunggah sejak 26 Mei 2016 lalu.
2. Berita tersebut kini menjadi viral karena adanya kesamaan nama dengan Ketua DPR RI yang sedang dicari KPK. Sepertinya, sudah banyak pembaca yang tahu bahwa yang dimaksudkan bukanlah Sang Ketua DPR RI, atau warganet sudah punya duagaan, berita tersebut palsu (hoax). Akan tetapi, tetap saja, banyak orang membagikan tautan berita itu di grup WA dan dinding Facebook.
Hal ini kemudian direspons beragam netizen. Ada yang merasa tertipu, ada yang memberi emoticon tertawa, dan sebagainya. Seperti komentar yang dapat ditemukan pada laman tersebut, seperti:
Masson Wicaksono –
“sayangnya bukan #papamintasaham #papakabur #papabandel #papamenghilang”
Ada juga yang merespon seperti berikut
M Ikhsan Telaumbanua –
“Hahahaha… Papa kemana ?”
3. Hal yang paling menyedihkan dari berita tersebut adalah, berita dijadikan sebagai bahan tertawaan. Dwy Setya Novanto, demikian nama lengkapnya, anak yang meninggal sudah lebih setahun silam, yang sudah tenang di alam sana, kini menjadi bahan tertawaan orang-orang. Dari pantauan kami di dinding Facebook, memang, banyak respons sedih, tetapi banyak juga yang merespons ini sebagai lelucon dan menertawakannya.
