POROSMAJU.COM, MAKASSAR – Lansiran hasil survei Celebes Research and Consulting (CRC) mengungkapkan, tingkat kepuasan masyarakat menghasilkan tren positif terhadap kinerja Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar.
Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur Eksekutif CRC, Herman Heizer saat berada di acara refleksi akhir tahun 2017 Pemkot Makassar di Gedung CCC, Jalan Metro Tanjung Bunga Makassar, Selasa, 19 Desember 2017.
“Berdasarkan survei kita yang tracking selama ini dari tahun ke tahun menunjukkan tren positif untuk kinerja pemkot secara umum, baik dari aspek layanan publik misalnya pendidikan, kesehatan, pelayanan administrasi lainnya seperti di Capil dan sebagainya,” kata Herman.
Lebih Herman, kepuasan masyarakat di era kepemimpinan duet Danny-Ical itu disampaikan sesuai dengan tingkat pelayanan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Selama tahun 2017. OPD yang dimaksud adalah masyarakat mendatangi dinas-dinas yang terkait untuk menyatakan puas terhadap layanannya.
Beber Herman, peresepsi masyarakat mengenai kondisi ekonomi terkategorikan baik, mencapai 54%, serta pelayanan kesehatan, 94% menyatakan sangat baik, kenyanamanan masyrakat tinggal di Makassar 84%.
Sementara itu, menanggapi hasil survei CRC, A. Ahmad Yani, Sekretaris Eksekutif Lembaga Studi Kebijakan Publik (LSKP) mengungkapkan hasil risetnya. LSKP mengakui, kepercayaan masyarakat sangat tinggi pada pemerintahan periode ini.
Yani, sapaan karib A. Ahmad Yani, mengungkapkan, meski angkanya lebih tinggi dibandingkan pemerintahan sebelumnya, tapi keduanya hampir sama. Menurut LSKP, kepemimpinan Makassar periode ini harus diapresiasi dalam hal penanggulangan sampah.
“Yang perlu diapresiasi seperti penanggulan sampah, bisa dibuktikan kepada masyarakat dengan program ‘Makassar tidak Rantasa’,” kata Ahmad saat diwawancarai oleh porosmaju.com Selasa malam, 19 Desember 2017, di Hotel Maxone Makassar.
Meski demikian, berdasarkan studi LSKP, pemerintahan kali ini dinilai gagal perihal kesemrawutan lalulintas dan penanganan pedagang kaki lima (PKL). Demikian pula, perihal eksekusi program atau kebijakan.
“Tapi juga ada kegagalan beliau, seperti kemacetan yang belum bisa mengurai, PKL di Karebosi masih banyak, Jalan Nusantara. Juga pak Danny terkesan ketika punya ide langsung dilaksanakan tanpa melibatkan masyarakat, jadi rumit karena tidak melibatkan dari bawah,” ungkap Ahmad.
Menurut Yani, hanya satu program yang melibatkan masyarakat di kepemimpinan kali ini, yaitu program kebersihan lorong.Karena itu, menurutnya, kepemimpinan Pemkot Makassar periode ini ada positif dan negatifnya.
“Setiap RT/RW itu terlaksana program kebersihan lorongnya karena adanya kerja sama masyarakat bawah. Dilihat daripada kepemimpinan itu, ada negatif positifnyalah,” ujarnya.
Yani melanjutkan, riset tersebut dilakukannya pada tahun 2016. Meski demikian, hal ini tetap bisa ditinjau untuk menilai periode kepemimpinan Pemkot Makassar ini yang berlangsung sejak tahun 2014 hingga tahun 2019 ini.
Yani berharap, kepemimpinan Pemerintah Kota Makassar periode selanjutnya dapat mengatasi persoalan macet, PKL, dan masalah lain yang belum selesai di periode ini.
“Tapi saya harapkan, siapa pun yang maju atau memimpin Makassar periode nanti, mudah-mudahan bisa melanjutkan program yang belum terlaksana, seperti kemacetan, PKL,” tutup Ahmad Yani (Baslam).