POROSMAJU.COM, MAKASSAR, Bank Indonesia (BI) Wilayah Sulawesi Selatan mengemukakan, pilkada bisa saja berpengaruh pada perekenomian.
Hal ini disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan, Bambang Kusmiarso, Rabu, 3 Januari 2018 kemarin.
“Kalau kita lihat dari rinciannya, pesta demokrasi itu nantiya ada seperti balihonya bertambah, terus kemudian kaos, kemudian sablonnya. Di satu sisi kan akan menambah konsumsi,” ujarnya.
Meski tidak signifikan dan belum dipastikan, secara historis pesta demokrasi biasanya memberikan efek terhadap perekonomian.
“Terus kemudian kita hitung secara historinya, itu memang iya, akan memberikan dampak. Setahu saya, perhitungan yang lama itu sekitar 0,05 persen. Tetapi itu sangat tergantung pada pesta demokrasinya,” ujar Bambang.
Selain itu, menururt Bambang, salah satu hal terpenting bagi perekonomian adalah pesta demokrasi yang berjalan lancar.
Kelancaran pesta demokrasi biasanya memengaruhi keadaan masyarakat serta menjadi hal yang dipertimbangkan investor untuk menanam modal di Sulsel.
“Yang paling penting itu adalah bahwa proses demokrasi itu berjalan dengan lancar, karena kalau berjalan dengan lancar, tentunya akan memberikan dampak positif,” ujarnya.
Sementara itu, terkait pertanyaan kemungkinan maraknya peredaran uang palsu saat Pilkada, pihak BI mengaku saat ini pihaknya sedang gencar mengadakan sosialisasi.
“Langkah kami untuk pesta demokrasi tentunya adalah sosialisasi Cikur. Sosialisasi Cikur nantinya akan dibawa ke lapangan dan terus ditingkatkan supaya masyarakat lebih tahu lagi,” ujarnya.
Sosialisasi cikur merupakan sosialisasi pengenalan Ciri Keaslian Rupiah kepada masyarakat yang akan dilakukan BI bersama pihak-pihak berwajib lainnya seperti polisi dan kejakasaan.
Pengenalan Cikur ini dapat dilakukan dengan cara 3D, yaitu dilihat, diraba, dan diterawang!
Berpengaruhkah Pilkada terhadap Perekonomian?
