POROSMAJU.COM, MAKASSAR, Pengamat Politik Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh), Andi Luhur Priyanto, menilai nasib pasangan Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman (NA-ASS) ditentukan koalisi Istana.
Ia menyebut, pasangan NA-ASS juga menentukan elektoral gerbong Jokowi untuk Pilpres 2019. Peluang koalisi istana untuk bergerak memenangkan NA-ASS sangat bergantung pada sokongan Andi Amran Sulaiman, kakak kandung AAS.
“Nasib NA-ASS sangat di tentukan kekuatan endorsement dari koalisi istana, yang pimpin Mentan AAS (Andi Amran Sulaiman). Kalau gagal, berarti nasib NA-ASS sudah selesai, dan sekaligus merefleksikan kekuatan elektoral Jokowi juga sudah habis di Sulsel,” ujar Luhur lebih lanjut.
Pertarungan NA-ASS dan Agus Arifin Nu’mang-Tanribali Lamo (AAN-TBL) merupakan rivalitas Jokowi-Prabowo.
Sementara itu, untuk AAN-TBL, koalisasi gerbong Gerindra bisa menjadi kunci sukses.
“Saya kira AAN-TBL hanya perlu segera mengunci dukungan dari koalisi partai yang lain. Ini sudah pertaruhan koalisi nasional. Apakah Partai-partai oposisi bisa mempecundangi koalisi pemerintah, yang berarti pula Prabowo mempecundangi Jokowi? Kita tunggu langkah selanjutnya dari AAN-TBL dan NA-ASS,” ungkap Luhur saat dihubungi, Sabtu, 6 Januari 2018.
Seperti diketahui, sebelumnya, PDI Perjuangan bersama Partai Gerindra, PAN, dan PKS, mendukung NA-ASS pada Pilgub Sulsel.
Belakangan, Gerindra tiba-tiba mengubah arah dukungan dengan mengeluarkan rekomendasi kepada pasangan AAN-TBL.
Secara hitung-hitungan, kursi AAN-TBL saat ini berjumlah 11 kursi, sedangkan NA-ASS dengan gabungan partai PDIP, PAN, PKS, berjumlah 20 kursi.
Menariknya, belakangan ini, isu berkembang bahwa PAN akan mengalihkan dukungan ke AAN-TBL.
Bahkan, Ketua DPP PAN, Yandri Sutanto, mengaku sudah diajak bertemu oleh Gerindra. Katanya, PAN memang sudah diajak berkoalisi oleh Gerindra.
Meski demikian, segala perihal koalisi Pilgub Sulsel, ungkap Yandri, belum pasti. Ia hanya bisa memastikan dukungan PAN sampai jelang pendaftaran.
“Belum ada yang pasti. PAN masih belum pasti,” katanya.
Jika PAN hengkang, maka pasangan NA-ASS hanya memiliki 11 kursi yang secara otomatis tidak dapat mendaftarkan diri ke KPU.
Sementara itu, Luhur menganggap bahwa potensi penentu di untuk majunya kedua pasangan tersebut sangat ditentukan oleh tiga partai yaitu, PPP, PAN dan Demokrat.
Namun, ketiga partai tersebut bukan bagian dari koalisi pemerintah sehingga sangat memungkinkan untuk mengikut ke dukungan Partai Gerindra, AAN-TBL.
“Arah Dukungan PAN, PPP, dan juga Demokrat sangat menentukan. Kalau berdasarkan pemetaan koalisi, maka partai-partai itu bukan termasuk barisan utama pendukung Pemerintah. Artinya, peluang AAN-TBL lebih terbuka merebut rekomendasi dari Partai-partai tersebut,” ujarnya
Nasib NA dan Agus Ditentukan Peta Koalisi Pilpres
