POROSMAJU.COM, JAKARTA– Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) diuntungkan dengan kenaikan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP).
Ungkapnya, setiap kenaikan US$ 1 secara total menguntungkan APBN sebesar Rp1,1 triliun.
“Setiap US$ 1 kenaikan menimbulkan total penerimaan sebanyak Rp1,1 triliun netto sehingga dia akan memberikan dampak positif terhadap APBN kita,” ungkap Sri Mulyani di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin, 8 Januari 2018 kemarin sebagaimana lansiran Tempo.co.
Sri Mulyani juga mengungkapkan kenaikan ICP ini tidak akan memengaruhi neraca keuangan perusahaan minyak dan gas bumi PT Pertamina (Persero).
Ia memastikan perusahaan Pertamina meraih keuntungan pada 2016 lalu akibat harga minyak turun. Keuntungan tersebutlah yang digunakan untuk menjalankan bisnis pada 2017.
Hanya saja, menurut Sri Mulyani, neraca keuangan Pertamina akan terganggu jika belanja modaln perusahaan itu meningkat.
Sri Mulyani juga mengungkapkan pelemahan rupiah menguntungkan APBN. Ia menjelaskan, setiap Rp100 yang mengalami deviasi, APBN mendapat keuntungan sebesar Rp2,1 triliun.
Meski demikian, Mantan Petinggi Bank Dunia ini menegaskan, perhitungan ini bukan berarti pihaknya tidak menginginkan kurs rupiah melemah.
“Saya tidak ingin rupiah melemah, tapi kalau sampai melemah kita malah untung,” tutupnya.