POROSMAJU.COM, JAKARTA- Survei yang dilakukan oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA pada April 2014 hingga Januari 2018 menunjukkan perubahan tingkat elektabilitas dari partai Golkar dan PDIP.
Melalui pertanyaan “Jika pemilu legislatif dilakukan hari ini, Partai mana yang Bapak/Ibu pilih?”
Dalam survei yang dilakukan terhadap 1200 responden itu, PDIP dipilih oleh 18,95 persen responden pada April 2014 namun menurun 3,25 persen menjadi 22,2 persen pada Januari 2018.
Sedangkan Golkar dipilih 14,75 persen responden pada April 2014 dan naik 0,75 persen yakni menjadi 15,5 persen pada Januari 2018.
Disimpulkan bahwa tingkat elektabilitas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menurun. Sedangkan elektabilitas Partai Golongan Karya (Golkar) cenderung naik.
“Pemilih PDIP dan Golkar relatif sama yakni pemilih menengah ke bawah.” tutur Denny JA selaku pendiri LSI melalui laman Tempo.co, Kamis, 25 Januari 2018.
Berpindahnya pilihan responden dari PDIP ke Golkar disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama ketua umum baru Golkar, Airlangga Hartanto memberikan harapan baru bagi publik terhadap Golkar melalui slogan “Golkar Bersih”.
Tiga program rakyat Golkar juga diminati responden. Tiga program yakni harga sembako terjangkau disukai 87,5 persen responden, memperluas lapangan kerja diminati 85,2 persen responden dan rumah mudah akses dan terjangkau disukai 82 persen responden.
“Tiga program pro rakyat Golkar disukai lebih dari 80 persen responden.” Tambahnya.
Semakin kuatnya slogan “Golkar Bersih” dan tiga program pro rakyat, dan kerap dimunculkannya Airlangga Hartanto sebagai Ketua Umum. “Golkar mampu mengimbangi asosiasi Jokowi dengan PDIP.”
Selain itu, survei LSI juga menunjukkan bahwa PDIP dan Golkar berpotensi bersaing ketat dalam memimpin Pemilu 2019. Survei mencatat bahwa hanya ada dua partai yang elektabilitasnya di atas perolehan suara pemilu 2014 yakni PDIP dan Golkar.
Elektabilitas Partai Golkar Meningkat, LSI: Airlangga Hartanto Salah Satu Faktornya
Admin2 min read