POROSMAJU.COM, JAKARTA- Agar produk dari UMKM bisa bersaing dengan produk asing, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan Roeslani, meminta pemerintah untuk memberikan insentif bagi para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Sehubungan dengan pemasaran di situs jual beli online (e-commerce).
Rosan mengatakan, 93 persen produk merupakan produk yang berasal dari luar negeri alias impor. Sementara, hanya 6 sampai 7 % saja produk yang dijual di e-commerce merupakan produksi UMKM lokal.
“UMKM kita kontribusi dalam perdagangan online Indonesia berdasarkan data 2018 hanya 6 sampai 7 persen. Ini cukup riskan,” ujar Rosan, dikutip dari laman liputan6.com, Jumat 2 Februari 2018.
Menurutnya, keberadaan e-commerce memang dibutuhkan masyarakat, khususnya di wilayah perkotaan. Namun demikian, jangan sampai hal tersebut membuka ruang bagi produk-produk impor untuk membanjiri Indonesia.
“Jangan sampai keberadaan e-commerce secara tidak langsung memasarkan atau mempromosikan produk luar negeri. Karena 93 persen produk yang dijual melalui online market itu luar negeri. Di satu sisi kita ingin menekan defisit neraca perdagangan kita, di satu sisi dengan online ini kita senang tapi harus diwaspadai juga. Jangan sampai volume perdagangan besar tapi kontribusi UMKM produknya semakin kecil,” jelas dia ketika ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta.
Oleh sebab itu, pemerintah diminta segera merumuskan kebijakan yang ampuh untuk mendorong daya saing produk UMKM lokal. Dengan demikian, produk tersebut bisa lebih banyak dipasarkan di situs jual beli online.
“Ini harus ada tindakan menyeluruh dan komprehensif dari pemerintah, dunia usaha. Ini yang saya mau bangkitkan supaya kebijakan pemerintah juga memikirkan UMKM masuk dalam ekosistem perdagangan di Indonesia,” terangnya.