POROSMAJU.COM, MAKASSAR- Polda Sulsel dan Kodam XIV Hasanuddin membeberkan strategi dalam menghadapi kekacauan Pilgub Sulsel 2018. Strategi itu terungkap dalam simulasi sistem pengamanan kota (Sispamkota) yang dilakukan di Lapangan Trans Studio Mall (TSM) Tanjung Bunga, Senin, 19 Februari 2018.
Simulasi ini disaksikan Kapolda Sulsel Irjen Pol Umar Septono, Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Agus Surya Bakti, Ketua KPU Sulsel Iqbal Latif, serta unsur Forkopimda Sulsel.
Kapolda Sulsel Irjen Pol Umar Septono menjelaskan simulasi ini merupakan prakondisi pengamanan atau potensi kekacauan yang terjadi pasa musim pilkada di Sulsel.
“Ini merupakan simulasi pengamanan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan dalam pesta demokrasi Pilkada serentak 2018 di Sulawesi Selatan,” ujar Umar.
Pada simulasi kekacauan tersebut, diskenariokan, KPU Sulsel sedang diserang ratusan warga yang kecewa hasil Pilkada. Pengunjuk rasa menganggap telah terjadi banyak kecurangan.
Massa mendesak komisioner KPU menemui massa dan memberikan penjelasan. Karena permintaan tak dipenuhi, massa semakin agresif.
Kantor KPU kemudian diserang dan dihujani dengan batu. Saat massa mulai melakukan langkah di luar batas, pasukan keamanan melakukan negosiasi.
Hanya saja, upaya meredakan ketegangan tersebut ditanggapi berbeda oleh massa yang justru melakukan perlawanan. Pasukan keamanan yang telah siaga langsung menurunkan mobil dan Watercanon yang telah disiapkan.
Meski kendaraan taktis telah diturunkan, aksi massa yang terlanjut tersulut amarah tetap bertindak anarki. Lemparan batu dibalas aparat dengan tembakan gas air mata.
Aparat keamanan dengan kekuatan maksimal berhasil memukul mundur massa. Demi menghindari hal-hal tak diinginkan, Ketua KPU Sulsel beserta staf dievakuasi dengan menggunakan mobil taktis barracuda.
Mulanya, petugas keamana mengevakuasi dengan menggunakan jalur darat, namun karena situasi yang tidak memungkinkan, evakuasi terpaksa dilakukan dengan jalur udara menggunakan helikopter milik TNI AU.
Pengamana kantor KPU beserta dengan pegawai KPU berhasil dilakukan meski mendapat perlawanan. Hanya saja
warga kembali berupaya melakukan penyerangan terhadap beberapa objek vital seperti pusat perbelanjaan dan kantor Bank Indonesia sebagai bentuk kekecewaan.
Rencana aksi massa yang beringas tersebut tak bisa dilakukan setelah pihak TNI dari Kodam XIV Hasanuddin yang telah siaga langsung mengambil tindakan.
Massa yang melakukan tindakan provokator terhadap massa lain terpaksa dilumpuhkan oleh pihak TNI. Setelah anggota TNI melumpuhkan warga yang memprovokasi beberapa masyarakat yang semula dalam rombongan berusaha melarikan diri.
Setelah oknum-oknum yang diduga provokator diamankan situasi dan kondisi di Kota Makassar mulai kondusif berkat kerja sama personel gabungan dari TNI Polri dan pihak-pihak lain.