POROSMAJU.COM, BOVEN- Tepat pada pukul 02.45 waktu setempat, gempa berkekuatan 7,6 skala richter mengguncang Boven, Digoel-Papua, Senin, 26 Februari 2018.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geogisika (BMKG) menyebut hingga pukul 01.30 WIB, hasil monitoring BMKG sudah terjadi dua kali gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo M 5,9 dan M 5,5.
Melalui keterangan Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono, diketahui bahwa gempa terletak pada koordinat 6,09 Lintang Selatan dan 142,72 Bujur Timur, tepatnya di darat pada jarak 266 km arah Tenggara Boven Digoel-Papua dengan kedalaman hiposenter 17 km.
Melalui pesan singkat, Daryono menjelaskan bahwa gempa tersebut dirasakan di Tanah Merah, Wamena, Merauke dan Jayapura.
“Berdasarkan intensitas ini maka di wilayah Papua dampak gempa hanya dirasakan sebagai guncangan dan belum berpotensi menimbulkan kerusakan,” ujar Daryono.
Selain itu, pusat gempa yang berada di Papua Nugini ini juga dirasakan di daerah sekitarnya seperti Kota Dofasi, Mogulu dan Koroba.
“Dampak gempa mencapai skala intensitas VI-VII MMI. Intensitas gempa sebesar ini dapat berpotensi menimbulkan kerusakan,” terangnya.
Diketahui bahwa terjadinya gempa diakibatkan oleh aktivitas deformasi pada New Guinea Highland (NGH) Fold and Thrust Belt yang merupakan zona sesar naik di jalur tengah Pegunungan Papua Nugini.
Dikatakannya pula, hal Ini sesuai dengan hasil analisis mekanisme sumber yang menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme penyesaran naik (thrust fault). Sehingga masyarakat diimbau agar tetap tenang.
“Zona pegunungan tengah Papua Nugini memang merupakan kawasan seismik aktif yang sering kali terjadi gempa bumi,” katanya lagi.