Example 728x250
Berita

Mahasiswa Fakultas Bahasa UNM Bincang Antologi Puisi Orasi Air Mata

41
×

Mahasiswa Fakultas Bahasa UNM Bincang Antologi Puisi Orasi Air Mata

Share this article
Example 468x60
Mahasiswa Fakultas Bahasa UNM Bincang Antologi Puisi Orasi Air Mata
Diskusi Antologi puisi Orasi Air Mata di panggung dg. Pamatte

POROSMAJU.COM, MAKASSAR- Bengkel Sastra bersama Himpunan Mahasiswa Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM), melalui kegiatan Bumi Literasi, berkumpul untuk mengapresiasi antologi puisi Orasi Air Mata karya Irfan Palippui, Selasa 13 Maret 2018 di Panggung Dg. Pamatte.

Dibuka dengan pembacaan musikalisasi puisi Orasi Air Mata, dimoderatori oleh Jusiman selaku pengurus Bengkel Sastra, bedah buku ini juga menghadirkan Dr. Amal Akbar, Ahmad Wildan, dan Imran Nefsana.
Mereka membedah dan membincang puisi dalam ranah teks maupun konteks. Kembali mengingat pertautan sejarah selama 11 tahun Sang penulis bersama puisi. Puisi yang ditulis dalam rentang waktu 2006-2017 tersebut diakuinya lahir dari proses yang panjang.
“Puisi-puisi dari tahun 2006 sampai 2017 sebagian besar lahir di sini (Makassar), Jogjakarta dan Jakarta,” kata Irfan mengawali diskusi.
Menurut Irfan,  menulis puisi merupakan pengalaman bertemu dengan teks atau pun konteks dalam bentuk baru yang lahir setelahnya. Bagaimana puisi keluar dari tubuhnya sendiri.
“Di mana harapan dijahit dan jarumnya tertancap pada tubuh saya sendiri. Puisi ini merupakan kritik terhadap diri sendiri, dan di kampus ini sendiri” tuturnya.
Imran yang juga merupakan demisioner presiden BEM FBS UNM turut menuturkan tentang fase-fase produktif mereka ketika di kampus.
“Jarang ada penulis yang mengakui bahwa teks pada masa itu masih lemah. Padahal menurut kita itu sudah luar biasa,” katanya sambil mengenang masa-masa mereka di tahun 2006 sampai 2009.
Sementara itu, Amal Akbar membahas teks yang baginya sangat mendidik.
“Seseorang yang menciptakan kalimat setidaknya mengimani, bicara pada bidangnya. Puisi ini lahir ketika dia menjabat sebagai presiden di tataran Universitas Negeri Makassar yang memimpin ribuan mahasiswa,” tuturnya.
Sejalan dengan itu, Ahmad Wildan menarik garis lurus dari sisi psikologi pengarang.
“Seorang Irfan Palippui, di dua tahun terakhir sebelum kuliah sempat menjalani kehidupan yang cukup keras, bahkan pernah menjadi kuli dan kernet,” katanya.
Di dua tahun itulah menurutnya ada titik balik. Ada struktur dan sistem yang membangun itu, segala proses setelahnya adalah proses sebelum dua tahun itu.
Diskusi yang berlangsung selama dua jam lebih itu berjalan dengan lancar. Selain membahas proses kreatif, pada momen itu pula Irfan Palippui, yang juga disepakati oleh pemaparan yang lain menjelaskan bahwa pada dasarnya puisi tersebut tidak boleh dipahami secara struktur.
Sebab tidak ada kata yang berhubungan langsung dengan maknanya. Setiap kata diciptakan untuk menyederhanakan subjek.
 

Example 300250
Example 120x600

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *