POROSMAJU.COM, Jogja — Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, optimis kader pemuda Muhammadiyah tidak akan terpengaruh dengan adanya dugaan praktek politik uang di arena Muktamar.
Hal itu ia ungkapkan saat dirinya membawakan pidoto perpisahan di hadapan 1.200 orang peserta Muktamar atau yang akrab disebut muktamirin di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Senin, (26/11/2018)
Dahnil mengungkapkan, dugaan praktek politik uang bagi para calon ketua umum di arena muktamar adalah hal yang mungkin saja bisa terjadi, sebab kata ia, momen muktamar kali ini berlangsung di tahun politik.
“Masalah yang pelik itu ada, dimulai dari money politic (politik uang), praktek yang tidak pantas,” ujar Dahnil
Lebih jauh Dahnil memaparkan jika misalnya ada salah satu calon kandidat ketua umum yang membagikan uang kepada peserta muktamar dengan dalih untuk ongkos atau jajan, biasanya uang itu akan diterima oleh kader peserta muktamar akan tetapi saat di bilik suara, kader itu tak akan pernah memilih calon yang memberikan uang itu.
“Calon ketua umum yang membagikan duit itu sudah menunjukkan watak buruk untuk organisasi. Orang yang membagi uang itu akan berani menjual apapun dari Pemuda Muhammadiyah,” tegas Dahnil disambut meriah tepuk tangan muktamirin.
Selain itu katanya, ada juga kader Pemuda Muhammadiyah menghadapi politik uang dengan secara langsung menolak suap dan tidak akan memilih calon yang melakukan suap.
“Dua tipe itu sudah jadi etika, fatsun, dan siasat yang selalu ditunjukkan kader Pemuda Muhammadiyah dalam berbagai arena muktamar.” ujarnya
Turut hadir falam kesempatan itu, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, Ketua MPR, Zulkifli Hasan, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, Beserta para pimpinan Ortom dan sejumlah tamu undangan.
