Example 728x250
Berita

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Unismuh Gelar Kajian Keperempuanan dan Buka Puasa Bersama

79
×

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Unismuh Gelar Kajian Keperempuanan dan Buka Puasa Bersama

Share this article
Example 468x60

POROSMAJU.COM, Makassar – Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sosiologi (HMP) Universitas Muhammadiyah Makassar menggelar Kajian Keperempuanan dan Buka Puasa Bersama di Mini Hall FKIP, Sabtu, 15 Maret 2025.

Diskusi bertajuk “Ramadhan di Era Digital: Ibadah atau Pencitraan?” menghadirkan Nur Iffah Salmi Akbar, M.Pd, Ketua Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah Kota Makassar, sebagai pemateri.

Example 300x600

Acara ini diikuti puluhan peserta, terdiri dari pengurus HMP, alumni, serta mahasiswa lain yang tertarik mengkaji dampak teknologi terhadap praktik ibadah.

Dalam pemaparannya, Nur Iffah menyoroti pergeseran perilaku ibadah di tengah derasnya arus digitalisasi. “Di satu sisi, teknologi membuka ruang dakwah yang lebih luas. Namun, di sisi lain, ada fenomena pencitraan yang mengaburkan esensi keikhlasan dalam beribadah,” ujarnya.

Diskusi yang dipandu oleh Nurannisa, Sekretaris Bidang Kemuhammadiyahan HMP Pendidikan Sosiologi, berlangsung dinamis. Sejumlah peserta mengungkapkan pengalaman dan pandangan mereka terkait tren berbagi momen ibadah di media sosial.

Kaprodi Pendidikan Sosiologi Unismuh yang turut hadir dalam acara ini mengapresiasi kajian tersebut. “Diskusi seperti ini penting untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa dalam menjaga kemurnian ibadah, tanpa terdorong sekadar untuk eksistensi di media sosial,” katanya.

Ketua Umum HMP Pendidikan Sosiologi, Syahrir, berharap kajian ini menjadi pengingat bagi mahasiswa agar lebih bijak dalam memanfaatkan teknologi. “Semoga kita bisa membedakan mana ibadah yang tulus dan mana yang hanya sebatas konsumsi publik,” ucapnya.

Setelah sesi kajian, kegiatan dilanjutkan dengan buka puasa bersama. Suasana penuh kebersamaan terlihat ketika peserta saling berbagi hidangan dan berbincang santai.

Dengan terselenggaranya acara ini, mahasiswa diharapkan lebih reflektif dalam beribadah di era digital, menjaga nilai-nilai spiritualitas, serta tidak terjebak dalam tren pencitraan yang mengaburkan makna keikhlasan.

Example 300250
Example 120x600

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *