POROSMAJU.COM, JAKARTA– Isu reshuflle kembali mencuat. Ini terkait dengan sampainya surat pengunduran diri Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa kepada Presiden Joko Widodo.
Diketahui, Khofifah telah menyatakan diri untuk maju dalam Pilkada Jawa Timur 2018, dan akan mendftarkan diri bersama pasangannya, Bupati Trenggalek, Emil Elestianto, ke KPU Jawa Timur.
Isu perombakan kabinet ini juga menguat karena Menteri Perindustrian, Airlangga Hartanto, kini merangkap jabatan sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
Sementara itu, diketahui Presiden Joko Widodo menentang dualisme atau rangkap jabatan anggota kabinetnya.
Jika reshuflle benar-benar terealisasi maka ini akan menjadi perombakan yang ketiga kalinya, sejak Joko Widodo menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia terhitung sejak Oktober 2014.
Atas isu ini, pengamat politik Hendri Satrio, berpendapat, pekan ini merupakan waktu yang tepat bagi Presiden Joko Widodo untuk melakukan reshuffle. Ini demi mempersiapkan tim sukses Pilpres nanti.
“Jika reshuflle sekarang, kemungkinan bertujuan untuk membentuk tim sukses menuju Jokowi 2 periode,” tuturnya.
Hal ini sejalan dengan tanggapan Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar, Idrus Marham melalui laman Kompas.com ketika diminta pendapat terkait isu reshuffle juga sempat merebak pada Agustus 2017.
“Saya prioritaskan bagaimana ambil langkah efektif menangkan Jokowi periode kedua”, ungkapnya.
Sementara itu, seusai menghadiri HUT PDIP, Rabu 10 Januari 2018, Joko Widodo menanggapi pertanyaan awak media perihal reshuflle. Jokowi hanya menjawab tanya itu dengan kelakar.
“Kamu jangan paksa-paksa reshuflle”, jawabnya singkat.
