POROSMAJU.COM, DAVOS- Dilatarbelakangi kekhawatiran anjloknya produksi dari salah satu negara produsen minyak terbesar di Amerika Latin, harga minyak diprediksi akan bergerak lebih tinggi menuju 80 dollar AS per barrel dalam waktu dekat.
CEO perusahaan migas Uni Emirat Arab Majid Jafar menyebut, harga minyak dapat meningkat drastis dalam beberapa bulan ke depan.
Hal tersebut disampaikan dalam pertemuan World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss. Dikatakan, itu akan terjadi apabila negara produsen besar, seperti Venezuela, menderita penurunan produksi secara signifikan.
“Dalam beberapa tahun ke depan, karena kondisi investasi yang lebih kecil, kekhawatirannya adalah pertumbuhan global berlanjut dan keseimbangan terjadi di pasar, Anda akan melihat kenaikan mengejutkan pada harga minyak,” kata Jafar seperti dikutip dari kompas.com, Rabu 24 Januari 2018.
Didukung oleh komitmen Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sejumlah negara produsen utama lainnya, pemangkasan produksi demi mengerek harga, menyebabkan Harga minyak kini perlahan merangkak naik.
Pada November 2017 lalu, disetujui bahwa pemangkasan tersebut diperpanjang hingga akhir tahun 2018 yang menyebabkan harga minyak pun terus menguat.
Ketika ditanya terkait harga minyak hingga akhir tahun ini, Jafar menyatakan harga akan menyentuh level 80 dollar AS per barrel.
Kemarin, harga minyak Brent diperdagangkan pada level 69,26 dollar AS per barrel atau menguat 0,33 persen. Sementara itu, harga minyak mentah AS West Texas Intermediate naik 0,5 persen menjadi 63,87 dollar AS per barrel.
Harga Minyak akan Menyentuh Level 80 Dollar AS
Read Also
Warga Sangiasseri Keluhkan Air Bersih hingga Harga Hasil Pertanian, Heriwawan: Akan Kami Perjuangkan
POROSMAJU.COM, SINJAI – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah…