POROSMAJU.COM, Pengurus Besar Nahdatul Ulama dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui sebuah rilis menyampaikan sebuah pernyataan bersama, Jumat 23 Maret 2018.
Diawali dengan ucapan rasa syukur, kedua pihak yang diwakili oleh Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, M.A. dan Dr. H. Haedar Nashir, M.Si. selaku Ketua Umum PBNU dan Ketua Umum PP Muhammadiyah menyampaikan rilis dengan tiga tujuan.
“Pertama, terus menerus menyerukan saling tolong menolong melalui sedekah dan derma. Kedua, menegakkan kebaikan. Ketiga, mengupayakan rekonsilisasi atau perdamaian kemanusiaan,” demikian yang tertulis melalui laman resmi m.muhammadiyah.or.id.
Selain itu, parameter dan ukuran sehatnya sebuah bangsa dan negara salah satunya bisa dilihat dari tegak dan kokohnya tali persaudaraan kebangsaan, ekonomi yang tumbuh merata, akses pendidikan yang mudah, terbukanya ruang-ruang dalam menyampaikan pendapat, serta tegaknya hukum sebagai instrumen untuk meraih keadilan.
Melalui pernyataan bersama itu pula, terdapat beberapa poin yang berkaitan dengan bagaimana cerminan bangsa yang kuat dan sehat.
“Pertama, NU dan Muhammadiyah akan senantiasa mengawal dan mengokohkan konsensus para pendiri bangsa bahwa Pancasila dan NKRI adalah bentuk final dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Indonesia adalah Negara yang memiliki keanekaragaman etnis suku, golongan, agama yang tetap harus dijaga dalam bingkai perstuan dan kesatuan bangsa,” terangnya.
Pada bagian kedua disebutkan bahwa NU dan Muhammadiyah secara pro aktif terus melakukan ikhtiar-ikhtiar bagi peningkatan taraf hidup dan kualitas hidup warga terutama mengembangkan pendidikan karakter yang mengedepankan akhlakul karimah di semua tingkatan atau jenjang pendidikan serta penguatan basis-basis ekonomi keumatan dan juga peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Tidak hanya itu, NU dan Muhammadiyah juga menyerukan kepada pemerintah agar bersungguh-sungguh dalam upaya mengurangi angka kemiskinan dan mengurangi angka pengaguran serta melakukan upaya-upaya yang terukur agar kesenjangan ekonomi dan sosial segera teratasi dengan baik.
Melalui rilis itu pula, imbauan disampaikan kepada seluruh warga NU dan Muhammadiyah agar bersama-sama membangun iklim yang kondusif, suasana yang kondusif dalam kehiduapan kemasyarakatan dan keberagamaan di tengah era sosial media yang membutuhkan kehatian-hatian yang lebih.
Mengingat bertebarannya pelbagai macam informasi hoaks, ujaran kebencian dan fitnah yang berpotensi mengganggu keutuhan bangsa.
“NU dan Muhammadiyah berkomitmen untuk menghadirkan narasi yang mencerahkan melalui ikhtiar-ikhtiar dalam bentuk penguatan dan peningkatan literasi digital sehingga terwujud masyarakat informatif yang berkahlakul karimah,” tambahnya.
Memasuki tahun 2018, di mana kita akan menghadapi apa yang diistilahkan sebagai tahun politik mereka juga berkomitmen agar bersama-sama menjadikan ajang demokrasi sebagai bagian dari cara bangsa untuk melakukan perubahan-perubahan yang berarti bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Hendaknya dalam demokrasi perbedaan jangan sampai menjadi sumber perpecahan. Perbedaan harus dijadikan sebagai rahmat yang menopang harmoni kehidupan yang beranekaragam.
“Karena demokrasi tidak sekadar membutuhkan kerelaan hati menerima adanya perbedaan pendapat dan perbedaan pikiran, namun demokrasi juga membutuhkan kesabaran, ketelitian, dan cinta kasih antar sesama,” tutupnya.
PBNU dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Rilis Pernyataan Bersama, Berikut Poinnya!
Admin3 min read