POROSMAJU.COM, BATAM– Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan kuliah umum di Universitas Batam, Kepulauan Riau, Jumat 13 April 2018 kemarin.
Dalam kuliah umum tersebut, Perry menyampaikan materi mengenai prospek dan tantangan perekonomian Indonesia, serta bauran kebijakan yang diambil bank sentral.
Perry juga menjawab sejumlah pertanyaan dari kalangan mahasiswa di Batam, salah sarunya terkait utang luar negeri Indonesia.
Perry menjelaskan, utang merupakan pilihan dalam hidup, tidak hanya dalam konteks perekonomian Indonesia. Seseorang, diibaratkan Perry, dapat memilih untuk berutang guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Perry, yang baru saja terpilih sebagai Gubernur BI periode 2018-2023 tersebut pun menjelaskan, seseorang bisa saja berutang untuk membeli barang-barang elektronik yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Akan tetapi, harus diperhatikan pula bahwa penghasilan yang dimiliki dapat mencukupi untuk membayar cicilan utang secara disiplin. Hal serupa juga terjadi pada perekonomian Indonesia.
Indonesia dapat mengambil utang luar negeri, asalkan digunakan untuk hal-hal produktif, misalnya untuk membiayai pembangunan. Asalkan, Indonesia dapat membayar kembali utang tersebut secara disiplin.
“Misalnya penghasilan Rp 1 juta, sepertiga dari Rp 1 juta tersebut bisa untuk bayar cicilan secara disiplin,” tutur Perry.
Selain itu, imbuh dia, rasio utang luar negeri Indonesia pun relatif lebih kecil dibandingkan negara-negara lain. Bahkan, ada sebuah studi yang menyatakan bahwa, apabila rasio utang mencapai 60 persen masih dalam kondisi baik.
Akan tetapi, rasio utang luar negeri Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) jauh lebih rendah dibandingkan angka dalam studi tersebut. Sehingga, Perry menyatakan, utang luar negeri Indonesia masih dalam kondisi sehat dan terjaga dengan baik.
Data bank sentral menunjukkan, utang luar negeri Indonesia pada kuartal IV 2017 relatif terkendali. Utang luar negeri Indonesia pada akhir kuartal IV 2017 tercatat 352,2 miliar dollar AS atau tumbuh 10,1 persen secara tahunan (yoy).
Bank Indonesia memandang perkembangan utang luar negeri pada kuartal IV 2017 masih terkendali. Rasio utang luar negeri Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir kuartal IV 2017 tercatat stabil di kisaran 34 persen