Example 728x250
Opini

Manapaki Artificial Intelligence, KKG Membuat Soal Penalaran Tingkat Tinggi dan Video Animasi Pembelajaran 

83
×

Manapaki Artificial Intelligence, KKG Membuat Soal Penalaran Tingkat Tinggi dan Video Animasi Pembelajaran 

Share this article
Example 468x60

Rukli, Nurhikmah, Nurindah

Pendahuluan

Example 300x600

Guru era RI 4.0 harus memiliki kompetensi berikut, di antaranya: (a) educational competence, (b) competence for technological commercialization, (c) competence in globalization, (d) competence in future strategies, dan (e) conselor competence  Penerapan pembelajaran dan penguasaan kompetensi tersebut diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan generasi Y dan Z (1)(2). Dalam era digital yang terus berkembang, pendidikan tidak dapat lagi mengabaikan potensi yang ditawarkan oleh teknologi. Salah satu bidang yang semakin mengambil peran penting adalah penggunaan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence, AI) dalam proses pembelajaran. AI telah merevolusi banyak aspek kehidupan kita, dan pendidikan bukanlah pengecualian. Di berbagai tingkatan pendidikan, AI telah membuka peluang baru dalam meningkatkan proses belajar-mengajar. Artikel ini menjelajahi bagaimana Kelompok Kerja Guru (KKG) menapaki AI dalam pembuatan soal penalaran tingkat tinggi dan video animasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

KKG dituntut untuk selalu kreatif dan inovatif agar pengetahuan dan keterampilan siswa dapat berkembang secara maksimal sesuai era society 5.0. Di era itu, guru harus punya kompetensi memenuhi syarat seperti yang dituntut oleh kurikulum independen (Daga, 2020; Mailin, 2021). KKG Rayoon 18 Kabupaten Soppeng melaksanakan kegiatan satu bulan sekali. Alat pembelajaran dibuat oleh guru dan untuk guru dimana guru mengalami keterbatasan dalam membuat alat peraga bahan bangunan yang menarik minat siswa.

Ketika kita berbicara tentang soal penalaran tingkat tinggi, kita merujuk pada pertanyaan atau pernyataan yang memerlukan pemikiran lebih mendalam dan pemecahan masalah. Ini bukan hanya tentang mengingat fakta-fakta atau informasi, tetapi tentang kemampuan siswa untuk menganalisis, mensintesis, dan menghubungkan konsep-konsep yang berbeda. Soal-soal ini menguji keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah yang esensial dalam pendidikan.

Namun, menghasilkan soal-soal seperti ini bisa menjadi tugas yang sangat menantang bagi guru. KKG menyadari pentingnya mengembangkan alat yang dapat membantu guru dalam menciptakan soal-soal penalaran tingkat tinggi yang efektif dan relevan. Inilah mengapa penggunaan soal yang telah standar internasional menjadi begitu penting. Sebelum kita melangkah lebih jauh, marikita bahas mengapa soal internasional menjadi komponen kunci dalam pengembangan soal penalaran tingkat tinggi.

Menghemat waktu dimana guru memiliki tanggung jawab yang sangat besar dalam merancang kurikulum dan mengajar siswa. Menghabiskan waktu yang berlebihan untuk menciptakan soal-soal yang rumit dapat menguras energi dan waktu yang seharusnya digunakan untuk berinteraksi langsung dengan siswa. Dengan bantuan soal standar internasioanl maka guru dapat mengadaptasi dari segi konteks, nilai, bahasa, dan tata bahasa  sehinggaproses pembuatan soal dapat menjadi lebih efisien dan cepat.

Pengukuran yang objektif diaman  soal yang dibuat dengan bantuan soal adaptasi cenderung lebih objektif karena sudah memiliki karaktersitik secara statsitik sehingga unsur subjektivitas manusia yang terlibat dalam pembuatannya dapat dieliminasi. Ini menghasilkan evaluasi yang lebih adil dan konsisten terhadap kinerja siswa.

Kustomisasi dimana soal adaptasi memungkinkan pembuatan soal yang dapat disesuaikan dengan kemampuan individu siswa dengan menaksir soal menggunakan skala penalaran semantic (5,6). Dengan demikian, siswa akan mendapatkan soal yang sesuai dengan tingkat pemahaman mereka, bukan soal yang terlalu mudah atau terlalu sulit. Analisis data dimana soal adaptasi dapat menganalisis data respons siswa terhadap soal dan memberikan wawasan yang berharga tentang kemajuan mereka. Ini dapat membantu guru dalam mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan.

Selain kegiatan pembuatan soal penalaran tingkat tinggi, KKG Rayon 18 juga telah menerapkan penggunaan video animasi dalam proses pembelajaran. Video animasi adalah alat yang kuat untuk menggambarkan konsep-konsep yang kompleks dan membantu siswa memahami materi dengan lebih baik. Video animasi penting dalam pembelajaran sebab adanya. 1) visualisasi Konsep: Konsep-konsep yang sulit dijelaskan hanya dengan kata-kata dapat lebih mudah dipahami melalui visualisasi. Video animasi memungkinkan guru untuk mengilustrasikan ide-ide ini dengan cara yang sederhana dan mudah dimengerti. 2) Motivasi Siswa: Video animasi menarik perhatian siswa dengan visual yang menarik, suara, dan gerakan. Mereka menyajikan informasi dalam format yang lebih menarik daripada buku teks atau ceramah. 3) Pengalaman Pembelajaran yang Menyenangkan: Video animasi seringkali membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan menghibur. Siswa tidak hanya belajar, tetapi juga menikmati prosesnya. 4) Memperluas Pembelajaran: Video animasi dapat membawa siswa ke tempat-tempat dan situasi yang mungkin sulit diakses dalam kehidupan nyata. Mereka dapat membantu siswa memahami berbagai konsep dan fenomena dengan lebih baik.

Selain soal penalaran tingkat tinggi, video animasi pembelajaran juga menjadi alat yang sangat efektif dalam menyampaikan materi pelajaran dengan cara yang menarik. KKG dapat bekerja sama dengan teknologi mutakhir untuk menciptakan video animasi yang interaktif dan informatif. Pemanfaatan teknik animasi komputer dan analisis konten untuk menciptakan video yang memikat siswa. Video animasi semacam ini membantu memvisualisasikan konsep-konsep kompleks dan memungkinkan pembelajaran yang lebih interaktif.

KKG yang ingin mengadopsi teknologi animasi pembelajaran  dalam pembuatan soal penalaran tingkat tinggi dan video animasi pembelajaran perlu memahami implementasi yang tepat. Hal ini melibatkan pengembangan atau penggunaan platform yang memungkinkan penggunaan AI dalam pendidikan.Banyak sekolah dan universitas telah mulai mengadopsi AI dalam pembelajaran, dan hasilnya sangat positif. Siswa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih menarik dan efektif, sedangkan guru memiliki alat yang kuat untuk mengajar dengan lebih baik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pendekatan pelatihan yang diterapkan efektif dalam meningkatkan keterampilan teknis guru dalam mengelola aplikasi video di ponsel. Hal ini dapat mendorong guru untuk melaksanakan pembelajaran online dimana guru sudah siap untuk menerapkan e-learning.Secara khusus, guru dipersiapkan dalam hal keterampilan teknis, sikap terhadap pembelajaran online, dan manajemen waktu serta komitmen waktu, namun hanya sedikit siap dalam hal pengalaman pembelajaran dan pengajaran online.(Gaganao dkk., 2022).

Meskipun ada banyak manfaat dalam pemanfaatan AI dalam pendidikan, ada juga tantangan yang perlu dihadapi. Salah satunya adalah masalah privasi data siswa, yang perlu diatur dengan sangat ketat. Selain itu, tidak semua sekolah atau KKG memiliki sumber daya dan keahlian untuk mengadopsi teknologi AI dengan baik.Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan lembaga pendidikan untuk memberikan dukungan dan pelatihan yang diperlukan. Materi implementasi aplikasi video animasi pada hp android guru terdiri dari tiga bagian.Terdapat enam soal uraian yang digunakan dengan hasil uraian sebagai berikut. Selisih rata-rata post test dan pre test yang paling tinggi terdapat pada soal ke dua dengan uraian soal ‘sebutkan langkah awal yang harus dilakukan guru untuk memulai dan membuat video pembelajaran dengan aplikasi Canva’. Selisih rata-rata post test dan pre test paling rendah terdapat pada pertanyaan kelima yaitu ‘fitur suara dan musik apa saja yang tersedia di Canva untuk meningkatkan kualitas video pembelajaran animasi?’. Total selisih rata-rata antara pretest dan posttest adalah 35,35.(Körkkö dkk., 2019).

Hasil pengabdian menunjukkan bahwa guru dapat menjadi agen kunci dalam menghasilkan materi pembelajaran yang inovatif dan menarik menggunakan video animasi. Ini akan membantu meningkatkan minat dan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Selain itu, hasil tersebut memberikan panduan bagi lembaga-lembaga pendidikan untuk merancang program pelatihan yang lebih efektif dalam penggunaan video animasi dalam pembelajaran. Hal ini akanmemungkinkan lebih banyak guru untuk memanfaatkan teknologi animasi dalam proses pengajaran mereka. Hasil kajian menunjukkan bahwa video animasi efektif dalam meningkatkan pengetahuan mengenai pertolongan pertama pada kasus avulsi gigi pada guru sekolah dasar (9). Demikian halnya, kajian menunjukkan bahwa video animasi pembuatan bentuk sediaan padat oral sebagai alat bantu instruksional menghasilkan peningkatan pembelajaran (10). Lebih lanjut, perlunya guru memiliki motivasi tinggi saat mengikuti pelatihan. Kajian menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara keyakinan guru tentang kompetensi digital mereka dan keyakinan mereka tentang kemudahan penggunaan teknologi serta kegunaan teknologi yang dirasakan dalam pengajaran; yang terakhir ini berkorelasi positif dengan niat penggunaan teknologi (Antonietti et al., 2022; Paz Saavedra et al., 2022).

Namun, masa depan pemanfaatan AI dalam pendidikan sangat cerah. Teknologi ini terus berkembang, dan dengan penelitian dan pengembangan yang lebih lanjut, AI dapat membawa pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. KKG dan guru memiliki potensi untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih baik dan lebih menarik bagi siswa di seluruh dunia. Dengan kerja sama yang baik antara pendidikan dan teknologi AI, kita dapat mencapai tujuan pendidikan yang lebih besar dan memberikan masa depan yang lebih cerah bagi generasi mendatang.

KKG memiliki peran penting dalam mengemban tugas pembentukan pendidikan yang lebih baik. Dengan memanfaatkan kekuatan AI dalam pembuatan soal penalaran tingkat tinggi dan video animasi pembelajaran, KKG dapat membantu menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih efektif dan menarik. Dalam menghadapi tantangan dan menggali potensi AI, kita dapat membuka pintu menuju masa depan pendidikan yang lebih cerah dan lebih cemerlang. Semua ini dapat kita capai jika kita bersedia menjemput AI dalam dunia pendidikan.

Daftar Pustaka

1. ​Priyambodo P, Saputri W. Bagaimana Menjadi Guru Sains di Era 4.0 bagi Generasi Y dan Z? SPEKTRA J Kaji Pendidik Sains. 2021; 

2. ​Lubis AH, Dasopang MD. Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis Augmented Reality untuk Mengakomodasi Generasi Z. J Pendidik Teor Penelitian, dan Pengemb [Internet]. 2020 Jun 29;5(6):780. Available from: http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/13613

3. ​Daga AT. Kebijakan Pengembangan Kurikulum di Sekolah Dasar (Sebuah Tinjauan Kurikulum 2006 hingga Kebijakan Merdeka Belajar). J Edukasi Sumba [Internet]. 2020 Sep 30;4(2):103–10. Available from: https://jurnalstkip-weetebula.ac.id/index.php/jes/article/view/179

4. ​Mailin M. Kebijakan Kurikulum Merdeka Belajar-Kampus Merdeka di Perguruan Tinggi. J Anal Pemikir Insa Cendikia. 2021; 

5. ​Rukli R, Ma’rup M, Bahar EE, Ramdani R. The estimation of test item difficulty using focus group discussion approach on the semantic differential scale. Kasetsart J Soc Sci [Internet]. 2021;42(3). Available from: https://kasetsartjournal.ku.ac.th/abstractShow.aspx?param=YXJ0aWNsZUlEPTY3MDd8bWVkaWFJRD03MDMx

6. ​Rukli R, Ma’rup M. The Impact of Students Assessing the Level of Difficulty Test Item on Interest and Motivation in Learning Mathematics. Randwick Int Educ Linguist Sci J [Internet]. 2022 Jun 30 [cited 2023 Apr 2];3(2):229–40. Available from: http://www.randwickresearch.com/index.php/rielsj/article/view/476

7. ​Gaganao RD, Discar RN, Fabillar INL. E-learning readiness of teachers in the new normal education: The case of national high schools in Eastern Samar. Int J Eval Res Educ. 2022; 

8. ​Körkkö M, Morales Rios S, Kyrö-Ämmälä O. Using a video app as a tool for reflective practice. Educ Res. 2019; 

9. ​Katthika VK, Fauziah E, Budiardjo SB. Animated video for increasing primary school teachers’ knowledge regarding first aid management of dental avulsion. Brazilian Dent Sci. 2020; 

10. ​Yellepeddi VK, Roberson C. The use of animated videos to illustrate oral solid dosage form manufacturing in a pharmaceutics course. Am J Pharm Educ. 2016; 

11. ​Antonietti C, Cattaneo A, Amenduni F. Can teachers’ digital competence influence technology acceptance in vocational education? Comput Human Behav. 2022; 

12. ​Paz Saavedra LE, Cervera MG, Rodríguez MU. Teacher digital competence, attitude and use of digital technologies by university professors. Pixel-Bit, Rev Medios y Educ. 2022;

Example 300250
Example 120x600