Example 728x250
Hiburan

Yusef Muldiyana Bicara Perkembangan Kreativitas Pengadeganan dan Penyutradaraan FTMI Kini

85
×

Yusef Muldiyana Bicara Perkembangan Kreativitas Pengadeganan dan Penyutradaraan FTMI Kini

Share this article
Example 468x60


POROSMAJU, MAKASSAR-Yusef Muldiyana, seorang penggiat teater Indonesia, menilai tampilan para peserta Festival Teater Mahasiswa Indonesia (FTMI) ke-13 se-Sulawesi Selatan dan Barat cukup kretaif.
“Jadi, dari hari pertama sampai sekarang, saya lihat dari pengadeganan teater, dari penyutradaraan, sama kreativitas yang dilakukan oleh setiap  peserta sangat berkembang, cukup kreatif,” ujarnya di Auditorium Amanagappa, Selasa, 28 November 2017, ketika ditanya perihal peserta secara umum.
Hanya saja, lebih lanjut, meski secara keseluruhan menunjukkan kualitas dan kretivitas, Yusef menilai, masih ada hal yang mesti ditingkatkan. Hal tersebut adalah keaktoran atau seni peran itu sendiri.
“Hanya di dalam pemeranan mungkin masih perlu banyak jam terbang lagi dan mesti perlu benar-benar diasah lagi, terus berlatih, ikut workshop seni peran, biar seni peran kita tidak jalan di tempat,” ujar lelaki yang telah memainkan dan menuliskan banyak naskah drama ini.
Menurut Yusef, yang juga juri di FTMI ini, masalah seni peran, dianggap masih begitu seragam dan perlu untuk ditingkatkan. Hal ini dimaksudkan bukan hanya untuk peserta FTMI, tetapi untuk semua yang terlibat dalam perteateran Indonesia.
Ketika ditanya, mengenai tema-tema yang ditampilkan seperta di FTMI XIII, seniman asal Bandung ini berpendapat, tema yang diangkat sangat beragam. Tetapi lebih lanjut, Yosef juga menambahkan bahwa dari segi penulisan naskah juga perlu pertimbangan-pertimbangan yang matang.
“Cuman di penulisan, harus itu juga (lebih diasah). Biar wawasannya banyak tentang tema-tema yang akan digarap,” ujarnya.
Contoh sederhananya yang dimaksudkan Yusef dalam penulisan naskah adalah tema tentang filsafat yang juga diangkat salah satu peserta FTMI.
“Kalau berfilsafat, titik toloknya, basic-nya yang lebih universal juga, karena masyarakat umum kan lebih ke hal-hal yang global. Kalau berfilsafat harus yang lebih mudah dipahami masyarakat,” ujarnya.
Sedangkan persoalan ke kekaryaan, Yosef menilai, sudah ada beberapa kelompok yang memiliki progres baik dan tidak kalah dengan teater-teater yang ada di Jawa.
“Untuk seni kreativitas, untuk beberapa kelompok sudah mulai sama lah (dengan yang jawa),” ungkapnya perihal penyajian dan ide sutradara yang menarik.
Akan tetapi, lagi-lagi Yusef menegaskan, bahwa dari seni peran masih perlu banyak jam terbang.
FTMI merupakan kompetisi tahunan pencinta teater di Sulawesi Selatan dan Barat. Di tahun 2017, Bengkel Sastra JBSI FBS UNM terpilih sebagai tuan rumah. Kegiatan ini dihelat sejak tanggal 22–29 November 2017 di Gedung Amanagappa UNM, Jalan A.P. Pettarani, Makassar.

Example 300250
Example 120x600

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *