POROSMAJU.COM, Berdasarkan data dari World Happiness Report, tingkat kebahagian masyarakat Indonesia mengalami penurunan dari 2015 hingga 2018.
World Happiness Report yang diterbitkan oleh UN SDSN (United Nation Sustainable Development Solutions Network) mengungkapkan adanya penurunan peringkat kebahagiaan warga Indonesia.
Dari laporan tersebut pada tahun 2015, Indonesia masuk dalam peringkat 74. Namun pada tahun 2016 peringkat Indonesia menurun menjadi peringkat 79. Hingga pada tahun 2018, peringkat Indonesia semakin menurun dan mendapat peringkat 96.
Hal tersebut diungkapkan oleh President United in Diversity, Mari Elka Pangestu saat Happiness Festival di Jakarta, Rabu, 28 Maret 2018.
“Indonesia mengalami penurunan karena persepsi korupsinya dan juga bantuan sosial. Itu yang menyebabkan Indonesia mendapatkan ranking yang rendah,” ungkapnya.
Ada enam variabel yang digunakan untuk mengukur World Happines Report yaitu, PDB (Product Domestic Bruto) per kapita, angka harapan hidup, bantuan sosial, kebebasan sosial, persepsi korupsi dan kemurahan hati.
Hanya saja meskipun peringkat Indonesia menurun dalam skala dunia, indeks kebahagiaan masyarakat di Indonesia mengalami peningkatan.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, indeks kebahagiaan Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2014 dan 2017. Pada tahun 2014 sebesar 68,28 dan meningkat menjadi 70,69 pada tahun 2017.
Indeks Kebahagiaan Indonesia ini disusun oleh tiga dimensi yaitu kepuasan hidup, perasaan dan makna Hidup.
Melalui upaya meningkatkan angka kebahagiaan masyarakat Indonesia, pemerintah mendukung upaya peningkatan kebahagiaan dengan Sustainable Development Goals (SDG) Pyramid atau Kebahagiaan Piramida SDG.
SDG Pyramid ini dicetuskan oleh UN SDSN dan Komisi Bisnis Pembangunan Berkelanjutan juga United in Diversity.
SDG Pyramid ini memiliki 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang meliputi 169 target pencapaian pembangunan yang berkelanjutan. Pyramid ini juga resmi digunakan oleh 193 negara anggota PBB pada 25 September 2015.
SDG Pyramid ini memiliki tiga komponen penting untuk mencapai kebahagiaan. Dalam 17 tujuan tersebut tujuan 1-10 terkait harmoni antara sesama manusia.
Tujuan 11-15 terkait harmoni antara manusia dengan alam. Tujuan 16-17 terkait harmoni antara manusia dengan Sang Pencipta.
“Tujuh belas tujuan atau SDG Goals ini ternyata sangat dekat dengan filosofi kearifan lokal kita (Indonesia) seperti di Bali, Tri Hita Karana. Artinya kalau kita mau bahagia kita harus memecahkan yang tidak harmoni,” tutur Mari
Bahagia, katanya, harus menyatu dengan alam. Alam harus bersahabat dengan kita, pekerjaan, dan lingkungan hidup kita.
Belakangan, Masyarakat Indonesia Ternyata Tidak Begitu Bahagia
Read Also
PANGKEP,POROSMAJU.Com–KKN Tematik Universitas Islam Makassar mengelar sejumlah lomba…
POROSMAJU.COM, Menghadapi cuaca yang tidak stabil adalah tanda…
POROSMAJU.COM- Konsumsi narkotika di kalangan remaja telah dimafhumi….
POROSMAJU.COM, Siapa yang tidak kenal susu. Minuman yang…
POROSMAJU.COM- Pertama-tama, mari memahami bahwa seks (sex) merupakan…
POROSMAJU.COM, Istilah brunch merupakan singkatan dari breakfast (makan…