POROSMAJU.COM- Pertama-tama, mari memahami bahwa seks (sex) merupakan jenis kelamin yang merujuk pada alat kelamin sementara gender merupakan peranan atas seks. Seks atau jenis kelamin merupakan kodrat dan gender dikonstruksi oleh lingkung sosial.
Seseorang yang memiliki penis dikonstruksi, diatur, di-setting oleh lingkung sosial berperan maskulin, gagah, atau perkasa. Seseorang yang bervagina diatur dan diwajibkan bersikap feminin, pesolek, sensitif, dan lemah-lembut. Inilah gender.
Karena itu, jika seorang berpenis berperilaku tidak maskulin atau tidak sesuai dengan konstruksi masyarakat, ia akan dikucilkan. Demikian pula atas seseorang bervagina yang tidak menjalankan gender konstruksionis itu.
Pengucilan tersebut sebenarnya bermasalah karena mengingkari hak asasi manusia. Siapa pun seharusnya diberi kebebasan untuk memilih gender yang ingin ia jalankan atas seksnya.
Sayangnya, kebebasan bergender tersebut bertentangan pula dengan agama, aturan Sang Pencipta. Maka, orang yang memilih gender bertentangan dengan konstruksi sosial dilaknat dan dianggap hina. Para homoseks misalnya. Mereka bergender menentang pakem.
Meski homoseks dipahami melanggar konvensi (kesepakatan masyarakat), namun ternyata, diam-diam, para homoseks mengikuti juga gender “konvensional”. Para homoseks melakukan hal yang mereka tentang!
Maksudnya? Begini, kita ketahui, homoseks melawan gender yang diatur masyarakat sosial yaitu seorang berpenis seharusnya berperilaku maskulin dan menyukai yang bervagina atau perempuan. Untuk yang bervagina, seharusnya feminin dan menyukai yang berpenis.
Akan tetapi, homoseks, malah, yang berpenis menyukai yang berpenis juga, yang bervagina menyukai yang bervagina juga. Meski demikian, dalam relasi seks dan percintaan homoseks, ternyata tetap ada pembagian peran yang menyetujui gender “setting-an” masyarakat.
Para homoseks membagi peran, yang satu bergender maskulin dan yang satunya bergender feminin. Homoseks maskulin menusuk dalam hubungan seks (intim) dan bersikap atau berdandan sebagaimana maskulin versi konstruksi sosial sementara yang feminin ditusuk dan berperilaku feminin seperti ketetapan sosial.
Tidak hanya itu, riset yang dilakukan Achmad Dwisetyo Prayudha Linggo Djiwo dan Nurul Ilmi Idrus malah menguak bahwa para homoseks di Makassar juga konsisten dengan gender sebagaimana pakem dalam penggunaan produk-produk kimia “pembantu” hubungan seks.
Laporan riset ini dapat dibaca dalam buku “Bukan Narkoba Bisa Berbahaya Produk Kimia, Aspirasi, dan Kehidupan Remaja (2017)” terbitan Pustaka Pelajar.
Di kalangan laki-laki pecinta laki-laki, diistilahkan gay, riset tersebut juga mengungkap, penggunaan produk kimia yang membantu hubungan seks berdasar pada peran gender. Dalam hal ini, penggunaan produk kimia sebagai pelumas untuk memudahkan hubungan seks.
Gay penusuk (top), yang bergender maskulin, tidak akan menggunakan hand and body lotion sebagai pelumas agar ia mudah menusuk mitranya (bottom). Untuk ini, top menggunakan gel lubrikan.
Ini menunjukkan gay juga mengikuti gender konstruksi sosial. Hand and body lotion merupakan produk kimia untuk feminin, maka sebagai maskulin, ia tidak menggunakan produk tersebut. Sementara itu, gel lubrikan yang Si gay kenakan, sebagaimana lazimnya di masyarakat, digunakan oleh maskulin, laki-laki.
Riset tersebut juga membeberkan pengakuan seorang gay perihal produk kimia yang digunakan pasca berhubungan seks. Seorang bottom mengaku menggunakan produk kimia sabun sirih untuk membersihkan duburnya setelah berhubungan seks.
Sementara itu, seorang top, menggunakan pasta gigi rasa mint untuk bersih-bersih penisnya. Mint ia yakini dapat membunuh kuman-kuman tersembunyi di penisnya yang usai berkelana dalam dubur.
Maka dapat dipahami, bagaimana pun bedanya sesuatu dengan hal lazim, kemiripan diam-diam tetap ada. Homoseks yang memilih gender berbeda dengan yang ditetapkan oleh lingkung sosial, ternyata menarik gender tersebut, nanti “di atas ranjangnya”.
Gay Makassar dan Bahan Kimia dalam Hubungan Seksnya
Read Also
PANGKEP,POROSMAJU.Com–KKN Tematik Universitas Islam Makassar mengelar sejumlah lomba…
POROSMAJU.COM, Berdasarkan data dari World Happiness Report, tingkat…
POROSMAJU.COM, Menghadapi cuaca yang tidak stabil adalah tanda…
POROSMAJU.COM- Konsumsi narkotika di kalangan remaja telah dimafhumi….
POROSMAJU.COM, Siapa yang tidak kenal susu. Minuman yang…
POROSMAJU.COM, Istilah brunch merupakan singkatan dari breakfast (makan…