POROSMAJU.COM- Sejumlah lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dalam bidang kemanusiaan diketahui mendukung aksi boikot, divestasi, dan sanksi (BDS) atas Israel. Gerakan ini sebenarnya telah digalakkan sejak tahun 2005 yang lalu.
BDS hadir atas tindak Israel yang dinilai tidak lagi manusiawi kepada rakyat Palestina. Saban hari, sejak zaman dahulu kala, Israel membuat tidur rakyat Palestina tidak tenang.
Takbanyak yang tahu, ternyata Pemerintah Israel, pada Ahad 7 Januari 2018 lalu, melarang kehadiran perwakilan dua puluh lembaga swadaya masyarakat (LSM) pendukung gerakan BDS tersebut.
Pemerintah Israel telah memasukkan kedua puluh LSM tersebut dalam daftar hitam pemboikotan. Ini mengakibatkan, akses untuk masuk ke Israel tertutup bagi LSM tersebut.
LSM yang terboikot tersebut, 11 di antaranya berasal dari Eropa dan 6 dari Amerika Serikat (AS).
Menteri Urusan Strategis Israel, Gilad Erdan, mengatakan, pemboikotan bertujuan untuk memperingatkan kepada pendukung gerakan BDS bahwa Israel takakan tinggal diam atas aksi tersebut.
“Organisasi boikot harus tahu bahwa negara Israel akan bertindak melawan mereka dan tidak akan membiarkan mereka memasuki wilayah Israel,” ujarnya sebagaimana termuat dalam Rol.co.id
Ada pun kedua puluh LSM yang dicantumkan dalam daftar hitam antara lain, France-Palestine Solidarity Association, British War on Want, BDS France and Italy, European Coordination of Committees and Associations for Palestine, Friends of Al-Aqsa, Ireland Palestine Solidarity Campaign.
Selain itu, American Friends Service Committee, American Muslims for Palestine, Jewish Voice for Peace, Code Pink, Jewis Voice for Peace, dan National Students for Justice in Palestine, turut masuk dalam daftar hitam Israel. Menurut laporan Haaretz, BDS Chile dan Afrika Selatan juga tercantum dalam daftar ini.