POROSMAJU.COM, Meski dikatakan takada tanggal pasti tentang perayaan hari perempuan internasional, namun hari ini, 8 Maret 2018, perempuan-perempuan di seluruh dunia merayakannya.
Dikutip dari Tempo, akar sejarah Hari Perempuan Internasional dimulai sejak 1908 ketika 15 ribu perempuan berunjuk rasa di sepanjang jalan di kota New York.
Perempuan menuntut hak-haknya untuk memberikan suara, mendapatkan upah yang layak, dan memangkas jam kerja karyawan.
Setahun kemudian, tepatnya pada 28 Februari diperingati sebagai Hari Perempuan Nasional. Peringatan ini sesuai dengan deklarasi Partai Sosialis Amerika. Pada 1910, pemimpin perempuan dari partai Sosial Demokratik Jerman, Clara Zetkin mencetuskan ide tentang Hari Perempuan Internasional.
Ia menyarankan agar setiap negara harus merayakan hari setiap tahun untuk mendorong agar tuntutan-tuntutan terealisasi.
Saran tersebut mendapatkan respons yang luar biasa. Lebih dari 100 perempuan dari 17 negara di satu konferensi menyepakati saran Zetkin dan terbentuklah Hari Perempuan Internasional.
Pada 19 Maret 1911, Hari Perempuan Internasional pertama kali digelar di Austria, Denmark, Jerman, dan Swiss. Dua tahun kemudian, yakni 1913 diputuskan untuk menggeser hari peringatan menjadi setiap 8 Maret.
Sejak saat itu peringatatan dilakukan setiap 8 Maret. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun membuat tema khusus setiap tahunnya yang dimulai sejak 1975.
Hari Perempuan Internasional pertama kali dirayakan pada tanggal 28 Februari 1909 di New York, Amerika Serikat (AS) dan diselenggarakan oleh Partai Sosialis AS.
Demonstrasi pada tanggal 8 Maret 1917 yang dilakukan oleh para perempuan di Petrograd memicu terjadinya Revolusi Rusia.
Hari Perempuan Internasional secara resmi dijadikan sebagai hari libur nasional di Soviet Rusia pada tahun 1917, dan dirayakan secara luas di negara sosialis maupun komunis.
Pada tahun 1977, Hari Perempuan Internasional diresmikan sebagai perayaan tahunan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memperjuangkan hak perempuan dan mewujudkan perdamaian dunia.
Versi lain menyebutkan sebuah cerita yang beredar di lingkaran internal para kolomnis Perancis, bahwa ada seorang perempuan dari buruh pabrik tekstil melakukan demonstrasi pada 8 Maret 1857 di New York.
Demonstrasi tersebut dilakukan dengan tujuan untuk melawan penindasan dan gaji buruh yang rendah, tetapi demonstrasi tersebut dibubarkan secara paksa oleh pihak kepolisian.
Pada tanggal 8 Maret 1907, Hari Perempuan Internasional diresmikan sebagai peringatan terhadap kasus yang terjadi 50 tahun yang lalu.
Untuk tahun 2018, tema yang diusung adalah #PressforProgress. Tema ini terinspirasi dari gerakan #Metoo dan #TimesUp pada bergaung selama 2017.
Tahun ini, Hari Perempuan Internasional menginginkan adanya gerakan untuk memberikan dukungan pada orang-orang yang menjadi korban pelecehan seksual.
Tak hanya itu, tema tahun ini juga menginginkan adanya advokasi atau bantuan hukum pada para penyintas sekaligus memberikan hukuman setimpal kepada pelaku.
Tema yang diusung tahun ini memang tepat. Mengingat, sejak jauh-jauh hari, kasus pelecehan seksual terhadap perempuan terutama anak-anak tak pernah tuntas bahkan semakin menjadi-jadi.
Hari Perempuan Internasional 2018 Beri Dukungan pada Korban Pelecehan Seksual
Admin3 min read