POROSMAJU-MAKASSAR, Maman Suherman hadir sebagai pembicara di kegiatan Elite Festival 20th yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Sastra Inggris (HMPS Prasasti) di Ballroom Phinisi, UNM, Sabtu, 23 Desember 2017.
Dalam paparannya, Kang Maman, sapaan akrab Maman Suherman menantang peserta seminar untuk menjadi generasi yang lebih kreatif. Menurut Maman, ada tiga hal yang mesti dikuasai sebagai generasi milenial .
“Kita harus kuasai tiga hal, comunication, collaboration, dan creativity. Kalau kita kreatif, orang akan bayar,” sebut Maman.
Menurut Kang Maman, kreativitas menjadi hal yang penting di tengah zaman yang dipenuhi dengan teknologi dan kecanggihan. Maman menyebutkan, J.K. Rowlling dan Raditya Dika sebagai salah satu orang yang berhasil dengan kemampuan kreativitas yang tinggi.
“Jadilah pembelajar seumur hidup. Jangan puas dengan apa yang anda sudah dapatkan. Kalau anda sudah puas anda akan lupa,” ujarnya.
Kang Maman menambahkan, salah satu hal terpenting bagi generasi milenial adalah membaca banyak buku. Membaca buku menjadikan orang selektif dalam memilih informasi. Masalah yang ada, salah satu efeknya karena kurang membaca.
“Wahyu pertama Allah adalah iqra, tapi minat baca kita hanya 0,001 persen. Anda menghianati amanah pertama Allah yaitu iqra, padahal di balik misteri ini, ketika anda memahami iqra, anda bisa menyelesaikan semua masalah,” kata Maman mengkritisi minat baca Indonesia.
Dalam paparannya, Kang Maman menyebutkan beberapa data terkait rendahnya minat baca Indonesia. Salah satunya yang pernah dirilis oleh Unesco, bahwa minat baca orang Indonesia hanya 0,001 % atau hanya satu dari seribu orang yang menyelesaikan satu buku dalam setahun.
“Yang bahaya apa dari generasi milenial? Tidak suka baca tetapi Indonesia negara nomor lima paling cerewet di dunia. Jakarta, kota paling cerewet nomor satu di dunia, 15 twitt perdetik,” ujar Maman.
Data tersebut menurut Maman, adalah sebelum pilkada DKI. Menurutnya, kuantitas tersebut bertambah saat pilkada DKI. Hanya saja, “kecerewetan” tersebut menurut Maman tidak berisi hal-hal yang informatif.
“Isinya apa? Ga suka baca, tetapi cerewet. Mayoritas hoax, kebanyakan kebencian, sumbu pendek. Orang baru ngomong udah marah. Kalau kalian generasi buku, buku itu baru kita simpulkan ketika setelah kita baca dari awal hingga akhir. Dibutuhkan kedalaman, dibutuhkan kesabaran sebelum menyimpulkan,” ujar Maman.
Menurut Maman, kekurangan membaca bukulah yang kemudian menimbulkan kurangnya toleransi di masyarakat. Jadi, Kang Mamang berharap agar generasi milenial menjadi generasi yang membaca buku.
Sambangi Elite Festival 20th, Kang Maman Bahas Milenial Hingga Toleransi.
Admin2 min read
