POROSMAJU– Tidak semua manusia membenci bising! Kenyataannya, banyak manusia yang bangga dengan ributnya ledakan petasan mereka. Padahal, sebenarnya, benda ini seringkali hanya membuat kaget dan memekakkan telinga.
Tak terhitung serapah yang meluncur beriringan liur orang-orang yang kaget dan terganggu atas ledakan petasan. Meski demikian, petasan bisa dipastikan mudah ditemui saban Hari Raya atau untuk perayaan tahun baru.
Tidak hanya untuk itu, dalam seremoni pernikahan atau suka cita lainnya, petasan juga seakan menjadi hal wajib dalam beberapa tradisi. Masyarakat Betawi, misalnya, selalu memasang petasan dalam seremoni euforianya.
Begitulah. Petasan adalah perihal suka dan caci. Tapi, sebenarnya, bagaimana dengan muasal dan hakikat (cih!) petasan itu? Berikut ini ulasannya! Sumbernya dari laman Historia.
Berdasarkan ulasan Historia, tradisi membakar petasan, sudah dimulai sejak pemerintahan Dinasti Han pada 200 SM di Tiongkok. Petasan bahkan lebih tua dari penemuan bubuk mesiu.
Konon, petasan berhubungan dengan sosok Nian, makhluk gunung yang dikisahkan selalu keluar gunung setiap Imlek, tahun baru masyarakat Tiongkok. Nian keluar gunung untuk memakan manusia yang merayakan imlek!
Penduduk membuat suara ledakan dari bambu, yang disebut baouzhu untuk menghalau Nian. Sejak saat itulah, petasan dipakai dalam setiap perayaan mau pun festival di Tiongkok.
Historia menjelaskan, penemuan bubuk mesiu pada era Dinasti Sung (960-1279) oleh Pendeta Li Tian dari Liu Yang, Provinsi Hunan, membuat petasan baouzhu semakin berkembang.
Evolusi petasan menghadirkan pabrik petasan di Tiongkok. Ini pulalah yang menjadi dasar pembuatan kembang api. Petasan tidak lagi menggunakan bambu, melainkan kertas. Kehadiran pabrik petasan pertama di sepanjang peradaban ini membuat Provinsi Hunan, Tiongkok dikenal sebagai produsen petasan dunia hingga kini.
Selain Hunan, Tingkok, Italia juga dikenal sebagai negara Eropa pertama produsen petasan dan kembang api sepanjang peradaban manusia. Marcopolo, pelaut dan penjelajah dunia yang masyhur itulah yang membawa beberapa petasan ke Italia pada tahun 1292. Hal ini membuat petasan dan kembang api lebih berkembang.
“Italia memberikan kontribusi yang besar bagi pengembangan petasan modern di dunia,” tulis John Roach dalam National Geographic News, 4 Juli 2003.
Orang Italia, negara Eropa pertama produsen kembang api dan petasan, membuat kembang api dengan warna-warni yang lebih memikat. Kembang api Italia harus diakui lebih indah dibanding yang dicipta Tiongkok.
Meski demikian, Italia juga tetap menjadikan petasan dan kembang api untuk perayaan seni dan tradisi masyarakat Eropa, serupa asalnya.
Sudah dapat diterka, untuk Indonesia, petasan masuk dibawa oleh para pedagang Tiongkok. Kita ketahui, di masa silam, Tiongkok berperan besar dalam sejumlah budaya Indonesia, demikian pula dalam tradisi dunia.
Meski demikian, tidak dapat dipastikan perihal kapan petasan pertama kali masuk ke Indonesia. Perihal pembawa pertama petasan di indonesia pun sebenarnya masih belum pasti. Hal yang pasti hanyalah, petasan ada di Indonesia, menjadi bagian dari tradisi sejak zaman dahulu kala.
Muasal yang Meledak, Ingar-Bingar, dan Percik Pijar di Tahun Baru
Admin3 min read