Example 728x250
Hiburan

Apakah Anda Menganggap Idola K-POP sebagai Kekasih? Hati-Hati!

58
×

Apakah Anda Menganggap Idola K-POP sebagai Kekasih? Hati-Hati!

Share this article
Example 468x60

ilustrasi

POROSMAJU.COM- Siapa yang tidak kenal dengan istilah K-pop? Beberapa di antara kita bahkan mungkin telah akrab dengan beberapa nama atau judul drama Korea tertentu.
Tanpa bermaksud mengklaim, sesuatu akan terasa familiar jika sesuatu itu terus-menerus dibicarakan, dielu-elukan, dan diumbar-sebarkan diruang-ruang media sosial pribadi kita, demikian pula K-POP, meski tanpa embel-embel “fans” sekali pun.
Istilah-istilah seperti oppa atau pun eonni -yang berarti kakak laki-laki dan perempuan bukan kandung- seolah telah menjadi bentuk identitas tertentu. Bahkan bentuk fanatisme mereka cenderung seragam.
Apakah Anda termasuk ke dalam golongan fans fanatik? Atau masuk kategori sasaeng yang suka menyakiti diri sendiri demi mendapat perhatian Sang idola, atau bahkan mengganggu kehidupan pribadi idola demi merasa dekat dengan mereka?
Jika iya, hati-hati. Taraf fanatisme Anda berarti setingkat dengan pecandu narkotika atau game daring (online). Setidaknya, itu menurut para ahli seperti yang dituturkan oleh Asmarahadi SpKj, psikiater Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan yang dikutip dalam laman Kumparan, Minggu (8/12).
Sasaeng bisa dikatakan mengalami gangguan jiwa karena sudah melakukan tindakan di luar batas wajar. Menyakiti diri sendiri, tidak pulang ke rumah selama berhari-hari, itu sudah tidak rasional. Disebut gangguan jiwa jika tertekan dan mengalami disfungsi sosial”.
Prinsipnya, kata dokter yang akrab disapa Hadi itu, “kecanduan atau fanatisme (terhadap idola) punya kesamaan dengan kecanduan narkoba atau game online. Hanya, transisional objeknya berbeda. Pecandu game online objeknya ya game yang ia mainkan, sementara fans fanatik objeknya idola yang ia puja”.
Soal kecanduan ini sebetulnya bisa dijelaskan secara ilmiah. Dilihat dari sisi usia, fans K-pop rata-rata berada dalam rentang remaja hingga dewasa muda. Pada fase ini, salah satu bagian otak manusia, prefrontal cortex (PFC), sedang tumbuh. PFC punya fungsi penting: membuat manusia bisa membedakan baik dan buruk.
Lantas bagaimana kita tahu seseorang itu kecanduan Sang idola atau tidak?
Tidak terlalu sulit untuk mengenali hal tersebut, cukup dengan melihat aktivitas sehari-hari melalui akun media sosial pribadi seseorang, misalnya, yang hanya berisi informasi Sang idola sampai kepada persoalan remeh-temeh, merupakan ciri-ciri fanatisme.
Selain itu, memiliki rasa kepemilikan yang berlebihan terhadap seluruh hal yang menyangkut pribadi Sang idola serta secara wajar membuat “pernyataan” bahwa Sang idola adalah kekasih atau saudara –atau bahkan adalah- mereka.
Berdasarkan survei kumparan, para fans bersedia mengeluarkan setidaknya Rp 500 ribu perbulan untuk membeli hal-hal yang berbau K-pop atau idola mereka.
Mulai dari album, tiket konser, fan meeting, kosmetik, dan lain-lain. Tidak menutup kemungkinan sejak budaya K-pop menjamur di tahun 2011 jumlah peminatnya cenderung bertambah.
Siklus ini akan terus berulang dan terus mengalami peningkatan baik dari segi identitas kelompok maupun gaya hidup.
Meski reaksi kelompok-kelompok fanatisme K-pop dapat dipandang wajar sebagai fenomena, namun hal ini akan sangat berdampak buruk jika tidak disertai dengan lingkungan yang mampu menjadi filter.
Sebab, tidak semua dari mereka berada pada tingkatan status ekonomi menengah ke atas, yang memungkinkan mereka bisa meniru gaya hidup Sang idola yang berpola hidup hedon.
“Ada simbol kekinian dalam K-pop. Simbol ini kemudian menjadi bahan acuan tren yang dimiliki kelompok-kelompok remaja. Sayangnya, seringkali gaya hidup yang dibawa ini adalah gaya hidup mewah. Padahal tidak semua mampu. Mereka (fans) bisa saja memaksa orang tuanya memenuhi kebutuhan tersebut”, tutur psikolog Dr. Endang Widyorini, MS.
Memiliki idola sebagai panutan tidak ada salahnya selama perilaku kalian tidak melewati batas wajar dan cenderung memaksakan diri. Seiring bertambahnya usia, kalian akan menyadari bahwa hidup tidak melulu tentang kesenangan yang sifatnya fantasi.
Sumber: Kumparan K-POP
Example 300250
Example 120x600

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *