Example 728x250
Hiburan

Filosofi Onde-onde dan Budaya Foklor

54
×

Filosofi Onde-onde dan Budaya Foklor

Share this article
Example 468x60

Filosofi Onde-onde dan Budaya Foklor
Onde-onde (cokpad.com)

POROSMAJU.COM, Klepon adalah jenis makanan tradisional Indonesia yang termasuk ke dalam kelompok jajan pasar. Hampir seluruh daerah di Indonesia memilikinya. Berbentuk bulat dengan warna hijau dan gula merah di dalamnya. Kini warnanya telah aneka rupa.
Di Sulawesi Selatan makanan ini dinamai onde-onde. Makanan ini terbuat dari tepung beras ketan yang dibentuk seperti bola-bola kecil dan diisi dengan gula merah lalu direbus dalam air mendidih serta bisa dibuat dari ubi-ubian.
Onde-onde yang sudah masak lalu digelindingkan di atas parutan kelapa agar melekat, sehingga onde-onde nampak berbalur parutan kelapa.
Warna onde-onde biasanya putih atau hijau bergantung selera. Untuk onde-onde dengan warna hijau, perlu ditambahkan bahan pewarna hijau dari daun suji atau daun pandan.
Ada pun bahan yang digunakan untuk membuat kelepon adalah tepung beras dan gula merah sebagai isinya. Tidak begitu sulit untuk membuat onde-onde.
Onde-onde terbuat dari beras ketan yang sangat lengket. Ini menunjukkan bahwa di antara onde-onde kalau dicampur pastilah saling menempel, seperti kita selalu menempel juga dengan orang orang yang kita sayangi.
Onde-onde yang berwarna hijau, sebagai pertanda bahwa kita itu hidup, hijau. Belum kuning atau pun bahkan merah. Hati ini haruslah tetap hijau agar bisa merasakan apa yang ada di sekitar kita.
Onde-onde bentuknya bulat juga seperti bulatan bulatan yang selalu berputar tidak tahu mana ujung, mana akhir. Bulatan onde-onde juga tidak bisa bulat sebulat bulatnya, selalu saja ada yang tidak rata, begitu pun hidup tidak ada yang berjalan benar, pasti ada ketidaksempurnaannya.
Sebelum jadi onde-onde yang enak maka harus direbus dengan air mendidih. Kalau mau jadi pribadi yang tangguh juga harus direbus dulu. Direbus dalam kawah kehidupan.
Diuji dengan segala macam cobaan. Jika bisa melaluinya dengan sabar dan ikhlas, maka akan jadi onde-onde yang enak, maka bersabarlah dan ikhlaslah.
Onde-onde seringkali disajikan dengan parutan kelapa. Kelapa sebelum jadi pelengkap sajian onde-onde harus melalui berbagai fase. Pertama kulit kelapa atau sepet dan batok kelapa yang keras.
Kedua lapisan tipis seperti kulit ari berwarna kecoklatan sampai kehitaman di dalam batok kelapa. Ketiga, baru sampai pada buah kelapa.
Tetapi buah ini masih utuh bulat. Maka butuh yang keempat, kelapa harus diparut dengan alat parut yang baik.
Begitu pula tingkat kehidupan ini, pertama adalah sepet dan batok rumit, keras, susah. Itu seperti syariat, yang harus dijalankan. Kental suasana fikihnya, yang wajib hendaknya dilaksanakan.
Kedua, lapisan tipis. Itu seperti tingkatan tarikat. Perlu pembersihan dengan teliti, hati-hati dan sungguh-sungguh. Hati juga jika tak pernah dibersihkan akan kotor. Selalu berhati hati dalam menjalani hidup ini.
Ketiga, buah kelapa. Meski pun sudah bisa dimakan, tetapi belum mencapai fungsi yang sempurna. Itu seperti hakikat. Sudah sampai pada tujuan tetapi belum final.
Keempat, untuk menuju fungsi yang sebenarnya atau bisa di sebut makrifat, maka buah kelapa tadi harus diparut. Harus dihaluskan lagi. Barulah dia bisa dikatakan menuju fungsi yang sebenarnya.
Begitu juga kita manusia, untuk mencapai fungsi kita yang sebenar-benarnya tentulah tidak akan mudah, masih harus berjuang, direbus dan diparut. Tapi itulah kehidupan di dunia.
Makanan tradisional onde-onde ini termasuk folklor bukan lisan karena termasuk makanan khas daerah.
Fungsi folklor yang masuk di dalamnya adalah fungsi folklor sebagai pengesahan kebudayaan, di mana dalam masyarakat Indonesia dibudayakan makan makanan khas tradisional agar lebih diakui di kalangan masyarakat lokal.
Sumber: Sastrabudayaekonomi
Example 300250
Example 120x600

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *