POROSMAJU.COM, Menurut European Journal of Clinical Nutrition, melewatkan sarapan mencerminkan lebih daripada sekedar pemilihan waktu makan. Melewatkan waktu sarapan, tampaknya merupakan salah satu hal yang sering terjadi, sebagai perilaku yang mengganggu kesehatan.
Individu yang melakukan ini mungkin saja tidak terlalu mempedulikan kesehatannya dibandingkan orang-orang yang selalu makan pagi.
Sebagaimana halnya para “breakfast skipper” cenderung mengalami kelebihan berat badan dibandingkan mereka yang sarapan, peningkatan berat badan dapat merupakan hasil dari pemilihan makanan tidak sehat untuk menutupi sarapan yang terlewatkan.
Lamanya waktu yang berlalu setelah makan malam terakhir hingga pagi hari saat bangun dari tidur, membuat sarapan memiliki efek dan manfaat yang jauh lebih bernilai dibandingkan waktu makan lain sepanjang hari.
Sarapan yang dilakukan dalam waktu 2 jam setelah bangun pagi dapat membuat perbedaan pada metabolisme glukosa, atau kadar gula darah sepanjang hari.
Penelitian menemukan bahwa menjaga keseimbangan kadar gula darah dengan kadar insulin memiliki berbagai manfaat yang penting dalam hal metabolisme dan kesehatan tubuh.
“Setelah sarapan dengan menu yang sehat, kadar gula darah akan sedikit meningkat, namun tubuh akan menyerapnya seiring dengan waktu, sehingga dalam waktu 5 jam setelah sarapan, energi kita tercukupi dan kita tidak merasa lapar.” Demikian yang disampaikan oleh Eric Rimm, Sc.D., Profesor Epidemiologi dan Nutrisi (Harvard School of Public Health in Boston).
Jika kita tidak peduli dengan sarapan, waktu puasa yang memanjang ini dapat memicu efek peningkatan Hormon rasa lapar yang lebih tinggi dari normal, yaitu Ghrelin, yang meningkatkan semangat kita untuk makan berlebih pada waktu makan berikutnya, dan mengarah kepada kadar gula darah yang meningkat secara fantastis.
Seiring dengan waktu, jika pankreas kita terus-menerus memproduksi insulin untuk mengkompensasi level glukosa yang tinggi ini, akan tiba saatnya pankreas lelah dan tidak lagi berfungsi baik, dan terjadilah penyakit dengan gangguan kadar gula darah, seperti Diabetes (kencing manis).
Beberapa orang melewatkan sarapan dengan tujuan mengurangi berat badan, namun hal ini bisa jadi bukan ide yang bagus, karena bisa berakibat sebaliknya.
Melewatkan waktu makan, khususnya makan pagi, justru dapat mempersulit pengendalian berat badan. Hal ini terjadi karena pada waktu makan berikutnya cenderung melakukan balas dendam dengan konsumsi makanan melebihi porsi makan normal, atau ngemil, menyantap snack yang tinggi kalori untuk menekan rasa lapar yang timbul.
Beberapa penelitian berpendapat bahwa seseorang cenderung malah menambahkan lebih banyak lemak tubuh saat mereka makan lebih jarang, namun porsi raksasa, dibandingkan saat mereka memakan sejumlah kalori yang sama, namun dalam porsi yang lebih sedikit dan frekuensi sering.
Setelah kita membaca sejumlah hal di atas, mari memilih dengan kesadaran, mana yang lebih bermanfaat atau merusak bagi tubuh kita, apakah makan pagi secara rutin dengan menu yang sehat, atau tipe yang melewatkan sarapan setiap harinya.
Sumber: mediamedis.com
Meninggalkan Sarapan Bukan Solusi Diet
Read Also
PANGKEP,POROSMAJU.Com–KKN Tematik Universitas Islam Makassar mengelar sejumlah lomba…
POROSMAJU.COM, Berdasarkan data dari World Happiness Report, tingkat…
POROSMAJU.COM, Menghadapi cuaca yang tidak stabil adalah tanda…
POROSMAJU.COM- Konsumsi narkotika di kalangan remaja telah dimafhumi….
POROSMAJU.COM, Siapa yang tidak kenal susu. Minuman yang…
POROSMAJU.COM- Pertama-tama, mari memahami bahwa seks (sex) merupakan…